Imperialisme media: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 17:
== Melawan imperialisme media ==
Negara-negara berkembang menunjukkan perlawanan terhadap imperialisme budaya melalui media dengan menciptakan karya-karya yang diharapkan dapat menandingi budaya populer dari negara Barat, contohnya adalah munculnya produksi film Bollywood sebagai tandingan terhadap film-film Hollywood; telenovela yang berasal dari Amerika Latin; film-film laga dari negara-negara Asia Timur seperti Cina, Korea dan Jepang; serta film-film dari Timur Tengah yang selalu mendapat reaksi positif dalam suatu perhelatan acara perfilman dunia.<ref>{{Cite journal|last=Malik|first=Dedy Djamaludin|date=Oktober 2014|title=GLOBALISASI DAN IMPERIALISME BUDAYA DI INDONESIA|url=https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/comm/article/download/26/11|journal=Communication|volume=5|issue=2|pages=9}}</ref>
Bahkan dewasa ini, K-Pop di kalangan anak muda semakin terkenal dan malah ditiru oleh anak-anak muda tersebut. Selain itu juga, kehadiran musik nasyid dari Timur Tengah begitu digandrungi oleh anak-anak muda yang agamis, dan bahkan bisa menular karena adanya efek dari media sosial.<ref>{{Cite journal|last=Malik|first=Dedy Djamaludin|date=Oktober 2014|title=GLOBALISASI DAN IMPERIALISME BUDAYA DI INDONESIA|url=https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/comm/article/download/26/11|journal=Communication|volume=5|issue=2|pages=13-14}}</ref>
Pengaruh budaya dari negara luar bukan hanya dari aspek budaya populer saja semisal musik, film, tetapi juga dalam hal makanan. Anak-anak muda perkotaan menjadi tidak asing lagi dengan sajian makanan khas Cina, Korea, Timur Tengah.<ref name=":0" />
|