Propaganda kartografi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Cartographic propaganda" Tag: halaman dengan galat kutipan Terjemahan Konten Terjemahan Konten v2 ContentTranslation: High unmodified machine translation usage |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
||
Baris 1:
'''Propaganda kartografi'''
Propaganda kartografis menjadi efektif karena peta dipandang sebagai representasi yang objektif dari kenyataan sebenarnya, sehingga jarang ada yang menyadari bahwa peta itu bisa jadi merupakan model yang terdistorsi, mengandung informasi yang tidak sepenuhnya benar dan tidak menggambarkan kenyataan secara akurat.<ref name="Boardman 1983">{{Cite book|last=Boardman|first=David|year=1983|title=Graphicacy and Geography Teaching|location=London|publisher=Croom Helm|pages=129}}</ref> Karena istilah propaganda saat ini merujuk kepada konotasi negatif, beberapa pihak menyebutnya dengan kartografi persuasif atau ''persuasive cartography'', yaitu peta yang dibuat untuk mempengaruhi pandangan atau keyakinan, bukan hanya untuk menyampaikan informasi geografis.<ref>{{Cite web|last=Mode|first=PJ|title=Persuasive Cartography|url=http://persuasivemaps.library.cornell.edu/|website=The PJ Mode Collection|publisher=[[Cornell University Library]]|access-date=22 September 2015}}</ref>
▲'''Propaganda kartografi''' adalah peta yang dibuat dengan tujuan mencapai hasil yang sama dengan [[propaganda]] tradisional .Peta ini bisa jadi dipalsukan secara langsung atau dibuat menggunakan subjektivitas dengan tujuan persuasi.<ref>{{Cite journal|last=Tyner|first=Judith A.|date=1982-07-01|title=Persuasive cartography|url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00221348208980868|journal=Journal of Geography|volume=81 (4)|pages=140–144|doi=10.1080/00221348208980868|issn=0022-1341}}</ref> Konsep bahwa peta bersifat subjektif bukanlah hal yang baru; para kartografer sering menyebut peta sebagai produk yang dipengaruhi oleh subjektivitas manusia, dan sebagian melihat kartografi sebagai industri yang mengemas dan memasarkan pengetahuan spasial <ref name="Sorrell 1981">{{Cite journal|last=Sorrell|first=P.E.|date=December 1981|title=Cartography: A manufacturing industry concerned with the Processing, Transformation, Packaging and Transportation of Spatial Data|journal=The Cartographic Journal|volume=18|issue=2|pages=84–90|doi=10.1179/caj.1981.18.2.84}}</ref> atau sebagai alat komunikasi yang terdistorsi oleh subjektivitas manusia. <ref name="Wood 1972">{{Cite journal|last=Wood|first=Michael|date=December 1972|title=Human Factors in Cartographic Communication|journal=The Cartographic Journal|volume=9|issue=2|pages=123–132|doi=10.1179/caj.1972.9.2.123}}</ref> Namun, propaganda kartografis sangat efektif karena peta sering kali dipresentasikan sebagai model miniatur dari kenyataan, dan jarang sekali peta disebut sebagai model yang terdistorsi, yang kadang-kadang bisa "berbohong" dan memuat informasi yang sama sekali berbeda dari kenyataan. <ref name="Boardman 1983">{{Cite book|last=Boardman|first=David|year=1983|title=Graphicacy and Geography Teaching|location=London|publisher=Croom Helm|pages=129}}</ref> Karena kata "propaganda" kini sering dianggap negatif, disarankan agar pembuatan peta seperti ini disebut sebagai "kartografi persuasif", yang didefinisikan sebagai peta yang dibuat untuk mempengaruhi pendapat atau keyakinan, atau untuk menyampaikan pesan, daripada untuk menyampaikan informasi geografis.<ref>{{Cite web|last=Mode|first=PJ|title=Persuasive Cartography|url=http://persuasivemaps.library.cornell.edu/|website=The PJ Mode Collection|publisher=[[Cornell University Library]]|access-date=22 September 2015}}</ref>
== Sejarah ==
[[Berkas:T_and_O_map_Guntherus_Ziner_1472.jpg|jmpl| Contoh cetakan paling awal dari peta T dan O klasik (oleh Günther Zainer, [[Augsburg]], 1472), yang mengilustrasikan halaman pertama bab XIV dari ''[[Etymologiae]]'' karya [[Isidorus dari Sevilla]]. Ini menunjukkan benua-benua sebagai wilayah kekuasaan putra-putra [[Nuh]] : Sem ( [[Sem|Shem]] ), Iafeth ( [[Yafet|Japheth]] ) dan Cham ( [[Ham (tokoh Alkitab)|Ham]] ).]]'''Peta T-O sebagai Propaganda Sejarah'''
Pada Abad Pertengahan, peta T-O digunakan sebagai bentuk propaganda kartografis yang mencerminkan pandangan dunia berdasarkan agama dan kepercayaan Eropa. Peta ini menggambarkan dunia sebagai tiga bagian utama yang dipisahkan oleh garis berbentuk "T", dengan [[Yerusalem|Jerusalem]] berada di tengah. T-O berasal dari bentuk peta ini yang melambangkan dunia terpisah menjadi tiga bagian: Asia, Eropa, dan Afrika, dengan wilayah yang dikenal oleh orang Eropa pada saat itu. Ini bukanlah representasi geografis yang akurat, melainkan sebuah cara untuk menunjukkan dominasi agama Kristen dan pandangan dunia yang berpusat pada Eropa. Peta semacam ini lebih sering digunakan untuk tujuan simbolik dan religius, daripada untuk memberikan informasi geografis yang akurat.<ref>{{Cite web|last=Mulyadi|first=Ujang|date=2018-03-15|title=Kehadiran Peta Model “T-O” dalam Sejarah Peta Dunia - Museum Nasional Indonesia|url=https://www.museumnasional.or.id/1377/|language=id|access-date=2024-12-21}}</ref>
'''Renaissance dan Penggunaan Peta'''
Pada masa [[Renaisans]], penggunaan peta mulai meluas. Di [[Italia]], misalnya, peta digunakan untuk tujuan militer dan strategi, seperti merencanakan [[benteng]], [[kanal]], dan saluran air. Kompetisi antar negara kota di Italia, seperti [[Venesia]], [[Firenze|Florence]], dan [[Milan]] menyebabkan kesadaran akan pentingnya peta dalam perencanaan militer dan pengelolaan sumber daya. Penggunaan peta pada periode ini juga berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan keinginan untuk merepresentasikan dunia secara lebih objektif. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan pemahaman tentang geografi, peta mulai digunakan untuk tujuan politik, budaya, dan strategis, dengan tujuan utamanya mempengaruhi opini publik dan memperkuat kekuasaan politik, baik dalam konteks militer maupun sipil.<ref>{{Cite book|last=Barber|first=Peter|last2=Harper|first2=Tom|date=2010|url=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Special:BookSources/9780712350938|title=Magnificent maps: power, propaganda and art|location=London|publisher=The British Library|isbn=978-0-7123-5093-8}}</ref>
'''Perkembangan Propaganda Kartografis di Jerman'''
Pada periode antar-perang, terutama dengan munculnya rezim [[Partai Nazi (Amerika Serikat)|Nazi]], penggunaan peta sebagai alat propaganda semakin intensif. Peta mulai digunakan sebagai instrumen untuk menyebarkan [[ideologi]] negara dan memperkuat citra kekuasaan.<ref>{{Cite journal|last=Boria|first=Edoardo|date=2008-05-20|title=Geopolitical Maps: A Sketch History of a Neglected Trend in Cartography|url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14650040801991522|journal=Geopolitics.|volume=13 (2)|pages=278–308|doi=10.1080/14650040801991522|issn=1465-0045}}</ref> Dalam konteks Nazi, peta berfungsi sebagai kartografi sugestif, di mana peta tidak hanya menggambarkan lokasi fisik, tetapi juga menciptakan narasi tentang kekuatan dan ancaman yang hadir dalam dunia nyata. Propagandis [[Jerman Nazi|Jerman]] memanfaatkan peta untuk menggambarkan kondisi Jerman sebagai bangsa yang kuat dan mulia, serta menggambarkan musuh-musuh mereka, terutama Sekutu, dalam cara yang merendahkan atau mengancam.<ref>{{Cite journal|last=Speier|first=Hans|date=1941|title=Magic Geography|url=https://www.jstor.org/stable/40981787|journal=Social Research|volume=8|issue=3|pages=310–330|issn=0037-783X}}</ref>
Tiga kategori utama peta propaganda yang digunakan oleh mesin propaganda Nazi adalah:
# Peta yang menggambarkan kondisi Jerman: Peta-peta ini menggambarkan Jerman sebagai bangsa yang unggul, sering kali memperbesar wilayahnya atau menggambarkan sejarahnya yang penuh kejayaan.
# Peta yang mempengaruhi moral Sekutu: Peta-peta ini dirancang untuk merusak moral Sekutu dengan menggambarkan ancaman secara psikologis. Peta-peta ini sering kali memanfaatkan teknik visual yang menakutkan, seperti memperbesar ancaman atau menggambarkan dunia dengan cara yang membuatnya tampak sangat terancam oleh kebangkitan Nazi.
# Peta sebagai [[cetak biru]] dunia pasca-perang: Peta-peta ini digunakan untuk menunjukkan visi Nazi tentang dunia pasca-perang yang akan dikuasai oleh Jerman, sering kali dengan menampilkan wilayah yang luas dan membentuk dunia sesuai dengan tujuan politik mereka.<ref>{{Cite journal|last=Cairo|first=Heriberto|date=2006-09-01|title=Portugal is not a Small Country: Maps and Propaganda in the Salazar Regime.|url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14650040600767867|journal=Geopolitics|volume=11 (3)|pages=367–395|doi=10.1080/14650040600767867|issn=1465-0045}}</ref>
Pada masa Nazi dan Perang Dunia II, peta digunakan untuk menyebarkan propaganda yang mendukung rezim tersebut. Ada tiga kategori utama peta propaganda yang digunakan: yaitu untuk menggambarkan kondisi Jerman, memengaruhi moral Sekutu (terutama dengan cara menggambarkan ancaman secara psikologis) dan merancang dunia pasca-perang sesuai dengan visi Nazi.
'''Perang Dingin dan Penggunaan Peta oleh AS'''
'''Peta Propaganda di Perang Dingin'''
▲Penggunaan peta sebagai alat propaganda terus berlanjut hingga periode Perang Dingin. Kartografer AS pasca-Perang Dunia II mulai memodifikasi proyeksi peta untuk menciptakan citra Uni Soviet yang lebih mengancam, dengan cara memperbesar ukuran Uni Soviet agar terlihat lebih besar dan, dengan demikian, lebih berbahaya. Pendekatan ini juga diterapkan pada negara-negara komunis di sekitar Uni Soviet, menyoroti kebangkitan komunisme secara keseluruhan. Salah satu contoh paling mencolok adalah edisi ''Time'' tanggal 1 April 1946, yang menerbitkan peta berjudul "Penularan Komunis," yang menggambarkan ancaman komunis dari Uni Soviet. Pada peta ini, kekuatan Uni Soviet digambarkan lebih besar karena pemisahan wilayah Eropa dan Asia, menciptakan kesan bahwa Uni Soviet lebih dominan. Selain itu, peta ini menggunakan warna merah terang—yang biasa diasosiasikan dengan bahaya dan komunisme—untuk mempertegas ancaman tersebut. Negara-negara tetangga dikategorikan dengan bahasa yang berhubungan dengan penyakit, seperti "dikarantina", "terinfeksi", atau "terpapar", yang menambah kesan bahwa negara-negara ini berbahaya atau mengancam.
Pada periode ini, peta juga digunakan untuk menggambarkan ancaman dalam konteks global. Misalnya, peta yang menunjukkan posisi roket menggunakan proyeksi azimut kutub dengan Kutub Utara di tengah, yang memberi kesan bahwa jarak antara negara-negara yang terlibat dalam Perang Dingin sangat dekat, memperburuk ketegangan dan ketakutan.Selama periode Perang Dingin, peta-peta skala kecil sering digunakan untuk menciptakan kesan bahwa bahaya itu dekat. Misalnya, beberapa peta dibuat untuk menunjukkan bahwa [[Vietnam]] terletak sangat dekat dengan [[Singapura]] dan [[Australia]], atau bahwa [[Afganistan|Afghanistan]] sangat dekat dengan [[Samudra Hindia]]. Demikian pula, peta yang menggambarkan posisi roket sering menggunakan proyeksi azimuth kutub dengan Kutub Utara di pusatnya, yang menciptakan persepsi bahwa jarak antar negara-negara yang berseberangan dalam Perang Dingin, seperti Uni Soviet dan AS, sangat dekat.<ref>{{Cite book|last=Monmonier|first=Mark|date=2015|url=https://doi.org/10.7208/chicago/9780226152127.001.0001|title=The History of Cartography, Volume 6|publisher=University of Chicago Press|isbn=978-0-226-53469-5}}</ref>
== Metode ==
Baris 101 ⟶ 116:
=== Rakyat ===
Propaganda kartografi selama Perang Dingin sering kali membangkitkan rasa takut massa. Selama periode Perang Dingin, peta “kita” versus “mereka” dibuat untuk menekankan ancaman yang ditimbulkan oleh Uni Soviet dan sekutunya. <ref name="Walbert">{{Cite web|last=Walbert|first=David|title=Map skills and higher-order thinking|url=http://www.learnnc.org/lp/editions/mapping/6434|publisher=Learn NC|archive-url=https://archive.today/20130415072548/http://www.learnnc.org/lp/editions/mapping/6434|archive-date=2013-04-15}}
RM Chapin Jr. menciptakan peta, "Eropa Dari Moskow", pada tahun 1952. Peta ini digambar dari perspektif yang berbeda, dari Moskow yang menghadap ke arah Eropa sehingga memudahkan pembaca peta untuk membayangkan pasukan (merah) menyapu seluruh Eropa Barat. <ref name="Walbert">{{Cite web|last=Walbert|first=David|title=Map skills and higher-order thinking|url=http://www.learnnc.org/lp/editions/mapping/6434|publisher=Learn NC|archive-url=https://archive.today/20130415072548/http://www.learnnc.org/lp/editions/mapping/6434|archive-date=2013-04-15}}</ref>
Baris 131 ⟶ 146:
* Barber, Peter dan Tom Harper (2010). Peta Luar Biasa: Kekuasaan, Propaganda, dan Seni. London: Perpustakaan Inggris.{{ISBN|9780712350938}}[[ISBN (identifier)|Bahasa Indonesia: ISBN]] [[Special:BookSources/9780712350938|9780712350938]] .
* Hitam, J. (1997). Peta dan politik. Chicago: University of Chicago Press.
* Hitam, J. (2008). Di Mana Batasannya. Sejarah Hari Ini, 58(11), 50-55.{{ISSN|0018-2753}}[[ISSN (identifier)|ISSN]] [https://www.worldcat.org/search?fq=x0:jrnl&q=n2:0018-2753 Nomor telepon 0018-2753] [https://www.questia.com/magazine/1G1-189160110/ 1G1-189160110] </link
* [https://web.archive.org/web/20110720070436/http://www.acme-journal.org/vol4/JWCJK.pdf Crampton, Jeremy W. dan John Krygier.] [https://web.archive.org/web/20110720070436/http://www.acme-journal.org/vol4/JWCJK.pdf tahun 2006.] [https://web.archive.org/web/20110720070436/http://www.acme-journal.org/vol4/JWCJK.pdf "Pengantar Kartografi Kritis"]
* Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (2010). Pengantar Kritis terhadap Kartografi dan SIG. Penerbitan Wiley Blackwell.{{ISBN|9781444317428}}[[ISBN (identifier)|Bahasa Indonesia: ISBN]] [[Special:BookSources/9781444317428|9781444317428]]
|