Kesultanan Jailolo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rajamakawasa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: pengguna baru menambah pranala merah VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (uncertain) Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rajamakawasa (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 139:
'''''Penguasa [[Gamkonora, Ibu Selatan, Halmahera Barat|Gamkonora]]''''' awal berasal dari Trah Ratu Halmahera/Jailolo awal yang menikah dengan Raja Loloda. Menurut [[legenda Biku Sagara]], Raja-raja Maluku berawal dari empat buah telur naga yang menetaskan tiga orang laki-laki dan seorang perempuan. Dari tiga orang anak laki-laki itu, seorang menjadi Raja Bacan, yang lain menjadi Raja Papua, dan seorang lagi menjadi penguasa Butung dan Banggai, sementara yang perempuan adalah Ratu Jailolo yang menjadi permaisuri Raja Loloda. Legenda ini sama seperti legenda lainnya di Nusantara yang kurang lebih sebagai kiasan sastra awal yang memiliki makna bahwa Naga dalam mitos bangsa Cina melambangkan bangsawan atau orang yang dipandang memiliki derajat kedudukan tinggi.
 
[[Ratu Jailolo]] <u>''Mo-Mole; Dia perempuan-Sakti''</u> bertahta di Gamkonora tepatnya di Nguadi Cim/Ngidi Cim, sebuah sungai yang menghubungkan pemukiman orang Gamkonora awal dengan pesisir laut Halmahera Muka. SetelahRatu Jailolo menikah dengan Raja JailoloLoloda untuk misi menguasai Halmahera, Mo-mole / ''Ratu'' dikenal dengan nama '''Boki Cendana.'''
 
Setelah Ratu Jailolo meninggal, Loloda mampu melepaskan diri dan memantapkan wilayah kekuasaanya sendiri.