Plumbon, Mojolaban, Sukoharjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekoplumbon (bicara | kontrib) k Nama kepala desa yang menjabat |
menambahkan sejarah dan komoditas dari desa plumbon Tag: Penambahan gelar ( ? ) [ * ] VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (common knowledge) |
||
Baris 12:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Desa Plumbon'''
Sebagian besar wilayah Desa Plumbon didominasi oleh lahan pertanian, khususnya persawahan, yang mencakup lebih dari 50 persen dari total luas desa. Sektor pertanian, terutama produksi padi, merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk desa. Dengan kondisi geografis yang mendukung, Plumbon memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan agribisnis, menjadikannya desa agraris yang penting di Kabupaten Sukoharjo. Selain itu, desa ini terus berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program pembangunan yang mendukung sektor pertanian, infrastruktur, dan kesejahteraan sosial.
== Sejarah Desa Plumbon ==
Desa Plumbon, yang terletak di wilayah timur Bengawan Solo, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan peristiwa besar yang terjadi pada masa pemerintahan Kerajaan Kartasura pada abad ke-17. Pada sekitar tahun 1697 M, terjadi perang besar yang melibatkan orang-orang Cina yang dipimpin oleh R.M. Garendi dan Tan Swi Ling, yang berhasil merobohkan pemerintahan Kraton Kartasura. Dalam kondisi tersebut, Sinuwun Susuhunan P.B. II terpaksa melarikan diri dan berusaha untuk mengembalikan kekuasaannya <ref>{{Cite web|title=SID {{!}} Sistem Informasi Desa|url=https://pidekso.sukoharjokab.go.id/front/kabar_desa/detail/410|website=pidekso.sukoharjokab.go.id|access-date=2024-12-31}}</ref>.
Perjalanan panjang untuk menemukan lokasi yang tepat bagi perpindahan Kraton Kartasura berlanjut hingga tahun 1741 M. Dalam rangka mencari tanah yang cocok, utusan-utusan kerajaan, termasuk R.T. Honggowongso, dikirim untuk melakukan perjalanan ke timur Bengawan Solo. Pada saat berjalan, R.T. Honggowongso menemukan sebuah tempat yang dipenuhi dengan pohon-pohon tales dan lumbu, yang pada akhirnya dia namai "Plumbon" setelah berdoa dan berharap tempat tersebut akan menjadi tempat yang baik untuk masa depan <ref>{{Cite web|title=SID {{!}} Sistem Informasi Desa|url=https://pidekso.sukoharjokab.go.id/front/kabar_desa/detail/410|website=pidekso.sukoharjokab.go.id|access-date=2024-12-31}}</ref>.
Penamaan Desa Plumbon berawal dari kejadian tersebut pada tahun 1741 M. R.T. Honggowongso, yang sedang dalam perjalanan untuk menilik tanah, tersandung di sebuah balumbang besar yang dipenuhi dengan tumbuhan tales dan lumbu. Merasa menemukan tempat yang penuh harapan, ia mengucapkan kata-kata yang menjadi dasar penamaan desa tersebut, yang hingga kini dikenal dengan nama Desa Plumbon. Peristiwa ini juga terjadi setelah ia bertemu dengan seorang petani yang menjual buah mojo di dekat desa yang kemudian turut memberi pengaruh dalam perjalanan dan penamaan wilayah lainnya <ref>{{Cite web|title=SID {{!}} Sistem Informasi Desa|url=https://pidekso.sukoharjokab.go.id/front/kabar_desa/detail/410|website=pidekso.sukoharjokab.go.id|access-date=2024-12-31}}</ref>.
Dengan demikian, Desa Plumbon bukan hanya sekadar nama tempat, tetapi juga bagian dari perjalanan panjang sejarah Kerajaan Kartasura yang penuh dengan peristiwa dramatis. Nama "Plumbon" tetap terjaga sebagai pengingat perjalanan sejarah yang terjadi pada abad ke-18, menjadi bagian integral dari cerita besar yang mengarah pada pendirian Kraton Surakarta yang resmi pada tahun 1745 M <ref>{{Cite web|title=SID {{!}} Sistem Informasi Desa|url=https://pidekso.sukoharjokab.go.id/front/kabar_desa/detail/410|website=pidekso.sukoharjokab.go.id|access-date=2024-12-31}}</ref>.
== Pembagian wilayah ==
Baris 39 ⟶ 50:
* Sebelah Timur: Desa [[Dukuh, Mojolaban, Sukoharjo|Dukuh]].
* Sebelah Selatan: Desa [[Wirun, Mojolaban, Sukoharjo|Wirun]].
== Komoditas ==
Industri di Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, memiliki sejumlah komoditas yang cukup dikenal di masyarakat. Salah satu komoditas yang menjadi unggulan adalah karak, yaitu sejenis kerupuk yang terbuat dari nasi yang dikeringkan, kemudian digoreng hingga renyah. Karak ini memiliki cita rasa yang khas dan menjadi camilan favorit bagi banyak orang, baik di tingkat lokal maupun di luar daerah.
Selain itu, desa ini juga dikenal dengan produksi kain pantai yang terbuat dari bahan berkualitas, yang banyak dicari oleh konsumen, terutama pada musim liburan. Kain pantai ini memiliki berbagai motif dan warna yang menarik, menjadikannya sebagai salah satu produk unggulan yang mendukung perekonomian desa. Distribusi penjualan kain pantai dari Desa Plumbon ini pun cukup luas, mulai dari pasar Klewer di Solo, hingga mencapai pasar-pasar di Yogyakarta dan Pacitan. Kedua industri ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat Desa Plumbon dan turut memajukan perekonomian lokal.
== Referensi ==
|