Gereja Hati Kudus, Kramat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
Pada pertengahan abad ke-19, kebutuhan pendidikan dan kesejahteraan sosial di kalangan umat Katolik semakin terasa. Yayasan Santo Vincentius a Paulo didirikan sebagai respons terhadap kondisi anak-anak terlantar di [[Batavia]]. Pada saat itu yayasan mengurus sejumlah anak yang ditempatkan di Pasar Baru (kemudian berpindah ke Biara Santa Ursula) dan di daerah Kwini, sementara beberapa anak dititipkan ke beberapa keluarga Katolik. Yayasan ini juga mendirikan panti asuhan yang menjadi cikal bakal komunitas Katolik di wilayah Kramat. Saat itu muncul pemikiran untuk memindahkan anak-anak yang berada di Kwini ke Kramat. Sebuah kapel kecil juga dibangun di kompleks tersebut pada akhir abad ke-19. Kapel ini disiapkan sebagai calon paroki sebagai pemekaran dari [[Katedral Jakarta|Paroki Katedral]].<ref>{{Cite web|url=http://www.gerejahatikudus.or.id/lahirnya-panti-asuhan-vincentius/|title=Lahirnya Panti Asuhan Vincentius|accessdate=29 Desember 2024|publisher=Paroki Kramat}}</ref>
 
Pada 2 Juli 1920, Kapel Kramat diberkati dan resmi ditetapkan sebagai sebuah [[paroki]]. Paroki Kramat bernama ''Heilig Hart Kerk'' yang berarti Gereja HatiKudusHati Kudus. Pada saat itu, paroki ini dilayani oleh para imam dari [[Serikat Yesus]] (Jesuit). Para imam Jesuit membangun gedung-gedung baru untuk pendidikan dan kegiatan keagamaan. Sekolah-sekolah Katolik mulai berdiri di sekitar wilayah Kramat, yang salah satunya kini menjadi Sekolah Santo Yosef. Pada masa itu, berlangsung penambahan jumlah umat dan keluarga Katolik di wilayah Kramat dan sekitarnya.<ref>{{Cite web|url=http://www.gerejahatikudus.or.id/paroki-hati-kudus/|title=Paroki Kramat – Era Jesuit|accessdate=29 Desember 2024|publisher=Paroki Kramat}}</ref>
 
=== Peralihan reksa pastoral dan Perang Dunia II ===