Sri Aji Kresna Kepakisan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
beliau memerintah pada tahun saka 1274 menurut sumber bali
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (common knowledge) Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kisah hidup perjalanan sri aji kresna kepakisan
Tag: VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (common knowledge) Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
 
== Kedatangan dari Majapahit ==
Menurut sumber yang hampir kontemporer, [[Kakawin Nagarakretagama]], Bali ditaklukkan oleh pasukan Majapahit pada tahun [[1343]]. Dalam tradisi [[Budaya Jawa|Jawa]] dan [[orang Bali|Bali]] di kemudian hari, penaklukan ini diceritakan kembali dalam berbagai versi sumber-sumber lokal. [[Babad Dalem]], sebuah kronik dari yang diselesai ditulis pada abad ke-18, menceritakan bahwa Bali mengalami kekacauan dan pemberontakan setelah penaklukan Majapahit.<ref>{{cite book|title=Babad dalem: warih ida dalem Sri Aji Kresna Kepakisan|first=Tjokorda Raka |last=Putra |year=2015|isbn=9786028953382}}</ref> Untuk memperbaiki hal ini, [[Patih]] (menteri utama) [[Gajah Mada]] mengangkat bangsawan Jawa Sri Aji Kresna Kepakisan sebagai penguasa [[vasal]] Bali. Sri Aji Kresna Kepakisan adalah cucu seorang [[Brahmana]] namun berkat Gajah Mada dirinya adalahdiangkat menjadi anggota [[kasta]] [[Ksatria]]. Menurut legenda setempat, Ibunya adalah makhluk spiritual, sebuah [[apsara]]. Kedua kakak laki-lakinya adalahdiangkat pangeranmenjadi bawaanpenguasa daridi [[Blambangan]] dan [[Pasuruan]] di [[Jawa]].
 
Sri Aji Kresna Kepakisan diceritakan mendarat di pantai Lebih, Gianyar lalu pergi ke utara dan mendirikan sebuah istana atau [[puri]] di [[Samprangan]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]] bekas markas militer Majapahit sebelum menyerang kerajaan bali Bedahulu. Bersamanya terdapat sembilanbeberapa aristokrat dari Jawa, yang menetap di sekitar puri dan membantu penguasa dalam pemerintahannya. Cucu lainnya, Arya Gajah Para, menetap di [[Gianyar]] di pantai utara. Namun, penduduk lama di desa dataran tinggi, [[Suku Bali Aga|Bali Aga]], dengan keras menolak pemerintahan dan peraturan yang dibuat oleh para penguasa Jawa ini. Keengganan mereka tersebut hampir membuat sang raja kembali ke Jawa. Mendengar tentang masalah yang menimpa vasalnya, Gajah Mada mengirimkan ekspedisi untuk meredam pemberontakan, Patih Majapahit ini juga menganugrahi [[keris]], Ki Lobar, dan segenap Pusaka ke Samprangan untuk melegitimasi kekuasaan Sri Aji Kresna Kepakisan atas pulau Bali. Dengan bantuannyabantuan dari Jawa, Sri Aji Kresna Kepakisan mengatasi semua perlawanan yang ada baik dengan jalur militer dan pendekatan secara kekeluargaan. Pada saat kematiannya, ia digantikan oleh anaknyaanak sulungnya yang kemudian bergelar [[Dalem Samprangan]], tetapi kediamanoleh pangeranpetinggi tersebutkerajaan memindahkandianggap pusatkurang pemerintahannya yang beradacakap dalam jarakmemerintah yanglalu dekatanak keempat dari SampranganSri Aji Kresna Kepakisan mengambil alih tahta dan pusat istana dipindahkan ke arah tenggara tepatnya ke [[Gelgel, Klungkung, Klungkung|Gelgel]] di dekat pantai selatan.<ref>{{cite book|author=C.C. Berg |title=De middeljavaansche historische traditië |location=Santpoort |publisher=Mees |year=1927 |pages=103-6}}</ref>
 
== Konteks budaya dan sejarah ==