Umar bin Hafidz: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Plat G.. Blacklist di Arab Saudi
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Dikembalikan ke revisi 26623908 oleh Daeng Hanif (bicara)()
Tag: Pembatalan
Baris 2:
{{Infobox person
| honorific_prefix = al-Habib
| name = Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz (dapat melihat nabi secara sadar dan bisa terbang)(Blacklist di Arab Saudi)
| honorific_suffix =
| image = Habib Umar bin Hafidz, Nabawi TV, 08.44.jpg
Baris 60:
 
== Kehidupan awal ==
Habib umarUmar lahir di [[Tarim]], [[Hadramaut]], salah satu kota tertua di [[Yaman]].<ref name=MR/>
 
== Genealogi ==
Baris 68:
== Masa Kecil ==
 
Habib umarUmar mampu menghafal [[Al-Qur'an]] sejak kecil dan juga menghafal berbagai teks inti dalam [[fikih]], [[hadits]], [[bahasa Arab]] dan berbagai ilmu-ilmu keagamaan yang membuatnya termasuk dalam lingkaran keilmuan yang beraliran sama dengan banyak ulama-ulama tradisional seperti Habib Muhammad bin ‘Alawi bin Shihab dan al-Shaikh Fadl Baa Fadl serta para ulama lain yang mengajar di [[Ribat]], [[Tarim]]. Ia juga mempelajari berbagai ilmu termasuk ilmu-ilmu spiritual keagamaan dari ayahnya, Habib Muhammad bin Salim, yang darinya ia semakin mendalami dakwah dan bimbingan atau tuntunan keagamaan.<ref name="MR" />
 
Secara tragis, ketika Habib Umar sedang menemani ayahnya untuk salat Jumat, ayahnya diculik oleh golongan komunis dan ia sendirian pulang ke rumahnya dengan masih membawa syal milik ayahnya, dan sejak saat itu ayahnya tidak pernah terlihat lagi. Ini menyebabkan Habib Umar menganggap bahwa tanggung jawab untuk meneruskan pekerjaan yang dilakukan ayahnya dalam bidang dakwah harus dilanjutkan. Sejak saat itu, ia mulai mengumpulkan orang-orang dan membentuk majelis-majelis dakwah. Perjuangan dan usahanya yang keras demi melanjutkan pekerjaan ayahnya mulai membuahkan hasil. Kelas-kelas mulai dibuka bagi anak muda maupun orang tua di masjid-masjid setempat yang di sana ia ditawarkan berbagai kesempatan untuk menghafal Al-Qur’an dan untuk belajar ilmu-ilmu tradisional.<ref name="MR" />
 
== Dikirim ke kota Al Bayda ==
Karena kepandaiannya dalam menghafal kitab suci, Habib umarUmar kemudian dikirim ke kota [[Al-Bayda’]] yang terletak di tempat yang disebut [[Yaman Utara]] untuk semakin memperdalam bidangnya tersebut.<ref name="MR" />
 
Kehidupan baru Habib Umar di Kota Al Bayda dimulai. Ia masuk sekolah Ribat di al-Bayda’ dan belajar ilmu-ilmu tradisional di bawah bimbingan ahli dari Habib Muhammad bin ‘Abd-Allah al-Haddar dan juga di bawah bimbingan ulama [[Mazhab Syafi'i|mazhab Syafi‘i]] Habib Zain bin Sumait. Tak lama kemudian, ia ditunjuk sebagai guru. Ia terus melanjutkan dakwahnya.<ref name="MR" />
 
Tempat dakwahnya adalah al-Bayda dan kota-kota serta desa-desa di sekitarnya. Ia mendirikan kelas-kelas dan majelis, memulai pengajaran kepada banyak orang. Kegigihannya mulai menunjukkan hasil, banyak pemuda yang tertarik terhadap dakwahnya, terutama para pemuda yang sebelumnya tidak pernah mendapatkan pengajaran seperti ini. Banyak dari mereka yang hidup dengan indentitas baru sebagai orang muslim, mengenakan serban/selendang Islam dan meningkatkan keimanan.<ref name="MR" />
 
=== Ibadah haji ===
Habib umarUmar sempat berhaji dan mengunjungi makam Nabi [[Muhammad]] di Madinah. Dalam perjalanannya ke Hijaz, ia diberi kesempatan untuk mempelajari beberapa kitab dari para ulama di sana, terutama dari Al habib abdulAbdul Qadir bin Ahmad al-Saqqaf yang akhirnya menjadikan Habib Umar sebagai murid favoritnya. Ia juga menerima ilmu dan bimbingan dari dua tokoh lain di Hijaz, yakni Habib Ahmed Mashur al-Haddad dan Habib Attas al-Habashi.
 
== Popularitas ==
Kepopuleran dan ketenaran yang didapat oleh Al habib Umar tidak mengurangi usaha pengajarannya. Bahkan sebaliknya, ini memperkuat tujuan utamanya. Sebagai tokoh spiritual, ia selalu menekankan doktrin iman terhadap orang-orang yang berada di dekatnya. Kedekatannya dengan pengikut-pengikutnya membuat namanya semakin populer hingga ke berbagai belahan dunia lainnya.<ref name="MR" />
 
Negara Oman menjadi fase berikutnya dalam pergerakan menuju pembaruan abad ke-15. Setelah menyambut baik undangan dari sekelompok muslim yang ingin belajar kepadanya, ia meninggalkan tanah kelahirannya dan tidak kembali hingga beberapa tahun kemudian. Ia juga memperluas pengaruhnya di Kota [[Shihr]] di Yaman Timur, kota pertama yang disinggahinya ketika kembali ke Hadramaut, Yaman. Di sana ajaran-ajaran dia mulai mengakar dan dibangunlah Ribat al-Mustafa, sekolah miliknya. Hal ini adalah realisasi dan bukti konkritnya dalam menyebarkan pengajarannya.<ref name="MR" />
Baris 96:
== Dakwah di Indonesia ==
 
Awal kedatangan Habib Umar ke [[Indonesia]] adalah pada tahun 1994.<ref name=pustakabasmap22>{{harvnb|Tim Pustaka Basma|2012|p=22}}</ref> Ia diutus oleh Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf yang berada di [[Jeddah]] untuk mengingatkan dan menggugah ''ghirah'' (semangat atau rasa kepedulian) para [[Alawiyyin]] Indonesia, disebabkan sebelumnya ada keluhan dari Al habib Anis bin Alwi al-Habsyi, seorang [[ulama]] dan [[tokoh]] asal [[Kota Surakarta]], [[Jawa Tengah]] tentang keadaan para [[Alawiyyin]] di [[Indonesia]] yang dianggap mulai jauh dan lupa akan nilai-nilai ajaran para leluhurnya.<ref name=pustakabasmap22/>
 
Di [[Indonesia]], Habib Umar sudah beberapa kali membuat [[kerjasama]] dengan berbagai pihak bahkan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Ditjen Kelembagaan Keagamaan [[Kementerian Agama Indonesia]] meminta pembuatan [[kerjasama]] dengan Habib umarUmar dan [[Dar-al Musthafa]] untuk pengiriman [[sumber daya manusia]] yang berkualitas, khususnya para [[kiai]] pimpinan [[pondok pesantren]] untuk mengikuti [[program]] pesantren kilat selama tiga bulan di bawah bimbingan langsung Umar.<ref name=rabithah/> Sampai saat ini, sudah banyak [[santri]]-[[santri]] di [[Indonesia]] yang menuntut [[ilmu]] di [[pondok pesantren]] yang ia pimpin dan telah melahirkan banyak da’i yang meneruskan perjuangan [[dakwah]]nya di berbagai [[daerah]] di [[Indonesia]].<ref name=rabithah/>
[[Berkas:Habib umar palangka.jpg|jmpl|Suasana di [[Stadion Sanaman Mantikei]] di acara Tabligh Akbar Habib Umar di [[Palangkaraya]].]]
Pada tahun [[2023]], Habib Umar melakukan kunjungan kembali di [[Indonesia]], tepatnya di [[Kota Palangka Raya]]. Acara ini dihadiri berbagai [[Habib]] di seluruh dunia dan dihadiri 50 ribu jemaah. Umar dan para habib lainnya diundang Gubernur Kalimantan Tengah, [[Sugianto Sabran]] untuk menghadiri acara tabligh akbar pada September 2023.<ref>{{Cite web|url=https://kanalkalimantan.com/50-ribu-jamaah-hadiri-tabligh-akbar-habib-umar-di-palangkaraya/|title=50 Ribu Jamaah Hadiri Tabligh Akbar Habib Umar di Palangkaraya|last=Kiki|language=id-ID|access-date=2020-06-04}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/09/28/puluhan-ribu-muslim-se-kalimantan-kumpul-di-palangkaraya-hadiri-tablig-akbar-habib-umar-asal-yaman|title=Puluhan Ribu Muslim se-Kalimantan Kumpul di Palangkaraya, Hadiri Tablig Akbar Habib Umar Asal Yaman|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2020-06-04|last=Fathurahman}}</ref>
 
== Penghargaan dan kiprah internasional ==
Baris 152:
 
== Daftar kitab ==
Al Habib Umar juga merupakan ulama yang produktif dalam menulis, di antara kitab karangan ia adalah:
# Is'af at Thalibi<ref name=rabithah/><ref name=pustakabasmap20>{{harvnb|Tim Pustaka Basma|2012|p=20}}.</ref>
# Ridha al-Khalaq bi bayan Makarimal Akhlaq<ref name=pustakabasmap20/>
Baris 171:
# Tsaqafatul Khatib (Panduan Khutbah)<ref name=darulmurtadza/>
 
Kitab ''Maulid adh-Dhiya' al-Lami'<nowiki/>'' merupakan karya Al habib Umar paling monumental yang berisi syair pujian terhadap [[Muhammad]], umat islam Indonesia telah banyak mengenal dan membaca karya ini, yang juga mengenalnya dengan Maulid al-Habib Umar.<ref name=pustakabasmap20/> Secara bahasa, kitab ''Maulid adh-Dhiya' al-Lami''' berarti Cahaya Yang Terang Benderang. Kitab ini merupakan Kitab Maulid mutakhir.<ref name="almuhibbin">{{harvnb|Irawan|2009}}.</ref>
 
Di suatu malam, Al habib Umar memanggil salah seorang muridnya, lalu diperintahkannya membawa pena dan kertas, seraya berkata: ''"Tulis..”,'' lalu ia mengucapkan maulid Dhiya’ullami' itu mulai sepertiga malam, dan sebelum waktu subuh telah selesai.
 
Maulid ini mulia, karena angka-angkanya disebutkan menuliskan sejarah Nabi SAW, bait-bait shalawat pembukanya berjumlah 12 yang melambangkan kelahiran Muhammad pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Baris 179:
Alinea pertamanya dipadu dari 3 surat, yaitu surat Al-Fath, surat At-Taubah dan Surat Al-Ahzab. 3 surat ini melambangkan kelahiran Muhammad adalah pada bulan ketiga, yaitu Rabiul Awal, alinea pertama hingga Qiyam jumlahnya 63 yaitu melambangkan usia Muhammad selama 63 tahun, maulid ini angka-angkanya memperhitungkan sejarah, tahun Hijrah, jumlah sahabat, dan lain-lain.
 
Habib Umar yang ahli dalam bahasa, syairnya bukan hanya Maulid Dhiya’ullami’, namun lebih dari seribu alinea syair telah diterbitkan dari ucapannya dengan jumlah yang mencapai ratusan ribu bait.
 
Habib Umar diberi gelar Al Musnid, karena setiap menyebut hadits, ia mampu ataupun hafal menyebut sanadnya hingga Nabi Muhammad.
 
== Catatan Kaki ==