Keris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
T-W~idwiki (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Sutan Tan (bicara | kontrib)
Baris 60:
===Keris "Modern"===
Keris yang saat ini kita kenal adalah hasil proses evolusi yang panjang. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk yang unik. Keris memperoleh bentuknya pada masa Majapahit (abad ke-14) dan Kerajaan Mataram baru (abad ke-17-18).
 
'''Pemerhati''' dan '''kolektor keris''' lebih senang menggolongkannya sebagai "'''keris kuno'''" dan "'''keris baru'''" yang istilahnya disebut '''nem-neman''' ( muda usia atau baru ). Prinsip pengamatannya adalah "keris kuno" yang dibuat sebelum abad 19 masih menggunakan bahan bijih logam mentah yang diambil dari sumber alam-tambang-meteor ( karena belum ada pabrik peleburan bijih besi, perak, nikel dll), sehingga logam yang dipakai masih mengandung banyak jenis logam campuran lainnya, seperti bijih besinya mengandung [[titanium]], [[cobalt]], [[perak]], [[timah putih]], [[nikel]], [[tembaga]] dll.
Sedangkan keris baru ( setelah abad 19 ) biasanya hanya menggunakan bahan besi, baja dan nikel dari hasil peleburan biji besi, atau besi bekas ( per ''sparepart'' kendaraan, besi jembatan, besi rel kereta api dll )yang rata-rata adalah olahan pabrik, sehingga kemurniannya terjamin atau sedikit sekali kemungkinannya mengandung logam jenis lainnya.
Misalkan penelitian Haryono Arumbinang, Sudyartomo dan Budi Santosa ( sarjana nuklir [[BATAN Yogjakarta]] ) pada era 1990, menunjukkan bahwa sebilah keris dengan tangguh [[Tuban]], dapur [[Tilam Upih]] dan pamor [[Beras Wutah]] ternyata mengandung [[besi]] (fe) , [[arsenikum]] (warangan )dan Titanium (Ti), menurut peneliti tersebut bahwa keris tersebut adalah "keris kuno" , karena unsur logam titanium ,baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi, banyak digunakan sebagai alat transportasi modern (pesawat terbang, pesawat luar angkasa) ataupun roket, jadi pada saat itu teknologi tersebut belum hadir di Indonesia. Titanium banyak diketemukan pada batu [[meteorit]] dan pasir besi biasanya berasal dari daerah Pantai Selatan dan juga Sulawesi. Dari 14 keris yang diteliti , rata-rata mengandung banyak logam campuran jenis lain seperti [[cromium]], [[stanum]], [[stibinium]], [[perak]], [[tembaga]] dan [[seng]], sebanyak 13 keris tersebut mengandung titanium dan hanya satu keris yang mengandung [[nikel]].
 
Keris baru dapat langsung diketahui kandungan jenis logamnya karena para [[Empu]] ( pengrajin keris) membeli bahan bakunya di toko besi, seperti besi, nikel, kuningan dll. Mereka tidak menggunakan bahan dari bijih besi mentah ( misalkan diambil dari pertambangan ) atau batu meteorit , sehingga tidak perlu dianalisis dengan [[isotop radioaktif]]. Sehingga kalau ada keris yang dicurigai sebagai hasil rekayasa , atau keris baru yang berpenampilan keris kuno maka penelitian akan mudah mengungkapkannya.
 
Sumber : Disarikan dari hasil Sarasehan Pameran Seni Tosan Aji, ''Bentara Budaya Jakarta'', Budiarto Danujaya, Jakarta, 1996
 
== Keris Pusaka terkenal ==