Kwee Thiam Tjing: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k tambah sdkt |
||
Baris 3:
Pada [[1926]] ia dikenai sembilan delik pers, sehingga terpaksa mendekam selama sepuluh bulan di [[penjara Kalisosok]], [[Surabaya]] dan [[penjara Cipinang]], [[Jakarta]].
Tulisan-tulisannya banyak dimuat di berbagai penerbitan saat itu, seperti [[Pewarta Soerabaia]], [[Soeara Poeblik]], [[Sin Tit Po]], [[Matahari Semarang]] hingga [[Indonesia Raya (surat kabar)|Indonesia Raja]]. Kwee sendiri mengelola langsung [[Pembrita Djember]]. Ia juga menulis karya dengan nama samatan ''Tjamboek Berdoeri''.<ref>[https://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/16/pustaka/1899000.htm "Siapakah Tjamboek Berdoeri?"], ''[[KOMPAS]]'', 16 Juli 2005</ref>
Pada pertengahan [[1947]] kota Malang berubah menjadi lautan api. Kwee melaporkan kejadian-kejadian itu dengan cermat hingga [[tragedi Mergosono]] yang mungkin telah banyak dilupakan orang.
Berbagai kejadian yang diamatinya itu, termasuk masa-masa sebelumnya yang terjadi pada masa paling kacau di Indonesia ([[1939]]-[[1947]])
Setelah terbitnya buku kenangan itu, Kwee lama menghilang dari dunia jurnalisme Indonesia. Baru 24 tahun kemudian ia mendadak muncul kembali dalam sebuah tulisan semacam obituari di harian "[[Indonesia Raya (surat kabar)|Indonesia Raya]]" yang dikelola [[Mochtar Lubis]]. Tulisannya muncul dalam 34 judul dengan 91 edisi penerbitan selama [[1971]]-[[1973]].
Pada akhir Mei 1974, Kwee meninggal dunia dan dikebumikan di pemakaman Tanah Abang I (kini [[Taman Prasasti]]) di [[Jakarta]]. Ketika pemakaman Tanah Abang I digusur, makam Kwee digali kembali dan tulang-belulangnya dikremasikan dan abunya ditabur ke [[Laut Jawa]].
==Bibliografi==
:''Catatan: Bibliografi ini belum lengkap''
*''Indonesia dalem Api dan Bara'' (2004)
==Referensi==
<references/>
== Pranala luar ==
* [http://tjamboek28.multiply.com/
* [http://djaminodjoliteng.blogspot.com/
* [http://i64.photobucket.com/albums/h171/tjamboek_berdoeri/Kenangan.jpg]
|