Umar Machdam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
 
 
[[Teater]]
 
Pernah belajar di [[Akademi Teater Nasional Indonesia]] ([[ATNI]]). Ia memulai karir di Teater sejak tahun 1960. Ia memimpin [[Studi Teater Bogor]], yang berdiri pada tahun 1966, dengan personil seperti Mayawati, Desy Edy Karamah, Iim Kharamah, Bambang Setiawan, Tasdik, Sasas, dll. Beberapa kali kelompok teaternya ini bermain di [[Taman Ismail Marzuki]]atau [[TIM]].
 
Pementasan Drama “Sandiwara” karya [[Putu Wijaya]] oleh Studi Teater Bogor pada tanggal 11-13 Desember 1973, mengundang polemik terutama mengenai seberapa jauh kebebasan [[sutradara]] di dalam “menafsirkan” Naskah. Sebab dalam pementasan tersebut sutradara Umar Machdam di samping memberi bumbu juga sangat membebaskan diri dalam menambah dan mengurangi apa-apa yang tercantum dalam naskah baik dalam bentuk visuil maupun kalimat-kalimat.
 
[[Film]]
 
Selain di teater, ia terjun ke dunia film sejak tahun 1964 sebagai pemain dalam film “[[Anak-anak Revolusi]]: yang disutradarai oleh [[Usmar Ismail]], kemudian “[[Kasih diambang Maut]]”, “[[Hancurnya Petualang]]:, “[[Jakarta, Hongkong dan Macao]]”, "[[Pak Sakerah]]". Dan kemudian jadi Astrada ([[Asisten Sutradara]])nya [[Turino Djunaedi]], dalam film “[[Selamat Tinggal Kekasih]]”, bersama [[Nyak Abbas Acub]], “[[Catatan Seorang Gadis]]”, “[[Krisis]]”. Dan terakhir Astradanya [[Edward Pesta Sirait]] dalam film “[[Duo Kribo]]”.
 
[[Sandiwara TV]]
 
Selain menjadi pemain dan Astrada, ia pun berpuluh kali main sandiwara Tivi dan sebagai pengatur laku seperti dalam “Lorong Hitam, “Calon Menantu”, “Om Dokter”, “Benua Maut”, “Anjing Tercinta”.