Umar Machdam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Gombang (bicara | kontrib)
k merapikan lebih jauh lagi, +kat
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Umar Machdam''', {{lahirmati|[[Bogor]], [[Jawa Barat]]|14|8|1942|kota yang samaBogor|8|3|1996}}. Ia memiliki enam orang anak dari pernikahannya dengan Sri Mukartini.
 
Menulis banyak [[skenario]] [[drama]] dan [[puisi]], tapi tak pernah diterbitkan. Lebih dari tiga puluh naskah drama pentas dan tv hasil produksinya
 
[[== Teater]] ==
 
Pernah belajar di [[Akademi Teater Nasional Indonesia]] ([[ATNI]]). Ia memulai karir di Teater[[teater]] sejak tahun 1960. Ia memimpin [[Studi Teater Bogor]], yang berdiri pada tahun 1966, dengan personil seperti Mayawati, Desy Edy Karamah, Iim Kharamah, Bambang Setiawan, Tasdik, Sasas, dll. Beberapa kali kelompok teaternya ini bermain di [[Taman Ismail Marzuki]] atau [[TIM]].
[[Teater]]
 
Pementasan Drama “Sandiwara” karya [[Putu Wijaya]] oleh Studi Teater Bogor pada tanggal 11-13 Desember 1973, mengundang polemik terutama mengenai seberapa jauh kebebasan [[sutradara]] di dalam “menafsirkan” Naskahnaskah. Sebab dalam pementasan tersebut sutradara Umar Machdam di samping memberi bumbu juga sangat membebaskan diri dalam menambah dan mengurangi apa-apa yang tercantum dalam naskah baik dalam bentuk visuil maupun kalimat-kalimat.
Pernah belajar di [[Akademi Teater Nasional Indonesia]] ([[ATNI]]). Ia memulai karir di Teater sejak tahun 1960. Ia memimpin [[Studi Teater Bogor]], yang berdiri pada tahun 1966, dengan personil seperti Mayawati, Desy Edy Karamah, Iim Kharamah, Bambang Setiawan, Tasdik, Sasas, dll. Beberapa kali kelompok teaternya ini bermain di [[Taman Ismail Marzuki]] atau [[TIM]].
 
== Film ==
Pementasan Drama “Sandiwara” karya [[Putu Wijaya]] oleh Studi Teater Bogor pada tanggal 11-13 Desember 1973, mengundang polemik terutama mengenai seberapa jauh kebebasan [[sutradara]] di dalam “menafsirkan” Naskah. Sebab dalam pementasan tersebut sutradara Umar Machdam di samping memberi bumbu juga sangat membebaskan diri dalam menambah dan mengurangi apa-apa yang tercantum dalam naskah baik dalam bentuk visuil maupun kalimat-kalimat.
 
[[Film]]
 
Selain di teater, ia terjun ke dunia film sejak tahun 1964 sebagai pemain dalam film “[[Anak-anak Revolusi]]: yang disutradarai oleh [[Usmar Ismail]], kemudian “[[Kasih diambang Maut]]”, “[[Hancurnya Petualang]]:, “[[Jakarta, Hongkong dan Macao]]”, "[[Pak Sakerah]]". Dan kemudian jadi Astrada ([[Asisten Sutradara]])nya [[Turino Djunaedi]], dalam film “[[Selamat Tinggal Kekasih]]”, bersama [[Nyak Abbas Acub]], “[[Catatan Seorang Gadis]]”, “[[Krisis]]”. Dan terakhir Astradanya [[Edward Pesta Sirait]] dalam film “[[Duo Kribo]]”.
Baris 26 ⟶ 25:
== Pranala luar ==
* [http://majalah.tempointeraktif.com/id/cetak/1973/12/29/TER/mbm.19731229.TER63644.id.html Tentang tradisi tidak setia]
 
[[Kategori:Tokoh dari Bogor]]