Tabut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
* '''Kelengkapan lainnya'''
Perlengkapan-perlengkapan lain yang harus dipersiapkan pada setiap unit Tabot adalah: [[Bendera]] merah putih ukuran rumah tangga berikut tiangnya, bendera panji-panji berwarna [[hijau]] atau [[biru]] yang ukurannnya lebih besar dari bendera merah-putih, bendera [[putih]] yang ukurannnya sama dengan panil (beserta tiangnya), tombak bermata ganda diujungnya digantung, duplikat [[pedang zufikar]] (pedang [[Rasulullah]]) dengan ukuran mini.
 
== Tata Laksana ==
Tahapan upacara Tabot adalah sebagai berikut:
 
* '''Mengambik tanah (mengambil tanah)'''
Tanah yang diambil harus mengandung unsur-unsur magis oleh karena itu harus diambil dari tempat keramat. Di Bengkulu, hanya ada dua tempat yang dianggap keramat yaitu di ''Keramat Tapak Padri'' yang terletak di tepi laut tidak jauh dari [[Benteng Marlborough]] di sudut kanan Pelabuhan Laut Bengkulu dan ''Keramat Anggut'' yang terletak di pemakaman umum Pasar Tebek dekat [[Tugu Hamilton]], tidak jauh dari [[Pantai Nala]]. Upacara ini berlangsung pada malam tanggal [[1]] [[Muharam]], sekitar pukul 22.00 WIB.
 
Tanah yang diambil disimpan di ''Gerga'' (pusat kegiatan/markas kelompok Tabot bersangkutan), dibentuk seperti boneka manusia dan dibungkus dengan kain kafan putih, lalu diletakkan di ''Gerga''. ''Gerga'' tertua di Bengkulu hanya ada dua, yaitu ''Gerga Berkas'' dan ''Gerga Bangsal''. Keduanya telah direnovasi dan kini berwujud bangunan permanen.
 
Di kedua tempat tersebut, mereka memberikan sesajen berupa: [[bubur]] merah dan bubur putih, [[gula]] merah, sirih 7 subang, [[rokok]] nipah 7 batang, [[kopi]] pahit 1 cangkir, [[air]] serbat 1 cangkir, dadih ([[susu]] sapi murni yang mentah) 1 cangkir, air [[cendana]] 1 cangkir, air dan selasih 1 cangkir.
 
* '''Duduk Penja (mencuci jari-jari)'''
''Penja'' adalah benda yang terbuat dari [[kuningan]], [[perak]] atau [[tembaga]] yang berbentuk [[telapak tangan]] manusia lengkap dengan jari-jarinya. Karenanya penja ini disebut juga dengan jari-jari. Menurut keluarga ''Sipai'', ''Penja'' adalah benda keramat yang mengandung unsur magis. Ia harus dicuci dengan air [[limau]] setiap tahunnya. Upacara mencuci penja ini disebut ''duduk Penja'', yang dilaksanakan pada tanggal [[5]] [[Muharram]] sekitar pukul 16.00 WIB.
 
Pada acara Penja ini, peralatan yang dibutuhkan adalah: air kembang, air [[limau]] nipis, sesajen, dan penja yang akan dicuci. Sesajen yang dipersiapkan terdiri: [[nasi kebuli]] 1 porsi, [[emping]] beras 1 piring, [[pisang]] emas 1 sisir, tebung 1 potong, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, dan dadih 1 gelas.
 
* '''Menjara (mengandun)'''
Menjara adalah berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji/bertanding ''dol'', sejenis [[beduk]] yang terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi dengan kulit lembu.
 
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal [[6]] dan [[7]] [[Muharram]] mulai pukul 20.00 atau 23.00 WIB. Pada tanggal 6 Muharram, kelompok Tobat Bangsal mendatangi kelompok Tobat Barkas sedangkan pada tanggal 7 Muharram kelompok Tobat Barkas mendatangi kelompok Tobat Bangsal. Kegiatan ini berlansung dihalaman terbuka yang disediakan oleh masing-masing kelompok.
 
* '''Meradai (mengumpulkan dana)'''
Meradai adalah pengambilan dana oleh ''Jola'' (bahasa Melayu artinya orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan) yang terdiri dari anak-anak berusia 10-12 tahun.
Acara ini dilakukan pada siang hari tanggal [[6]] [[Muharram]] antara pukul 07.00-17.00 WIB. Lokasi pengambilan dana biasanya sudah disepakati bersama oleh masing-masing kelompok Tabot.
Peralatan yang dibutuhkan diantaranya adalah: [[bendera]] panji, [[tombak]] bermata ganda, [[tas]] atau ''kambut'', [[karung]] [[gandum]], dan ''tessa''.
 
* '''Arak Penja (mengarak jari-jari)'''
Arak Penja atau arak jari-jari merupakan acara mengarak jari-jari yang diletakkan di dalam Tabot dengan di jalan-jalan utama di kota [[Bengkulu]]. Kegiatan ini dilaksanakan pada malam ke-8 dari bulan [[Muharram]], yaitu sekitar pukul 19.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 21.00 WIB.
 
Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan sesajen adalah: nasi kebuli 1 porsi, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, telur dadar 1 buah, lauk pauk 7 piring (7 macam jenis lauk).
 
* '''Arak Seroban (mengarak Sorban)'''
Arak Serban merupakan acara mengarak ''Penja'' ditambah dengan ''Serban'' (Sorban) putih dan diletakkan pada ''Tabot Coki'' (Tabot Kecil). Tabot Coki ini dilengkapi dengan bendera/panji-panji berwarna [[putih]] dan [[hijau]] atau [[biru]] yang bertuliskan nama “Hasan dan Husain” dengan kaligrafi Arab yang indah. Kegiatan ini diadakan pada malam ke-9 Muharram sekitar pukul 19.00-21.00 WIB.
 
Sebagai mana namanya, maka peralatan yang dibutuhkan dalam acara ini adalah Tabot dan seroban. Selain itu, juga dibutuhkan kain khusus dan ''Tabot Coki'' (kursi kerajaan/tahta)
 
* '''Gam (tenang / berkabung)'''
Satu di antara tahapan upacara Tabot yang harus ditaati adalah “gam”. Gam adalah waktu yang tidak boleh ada kegiatan apapun. Gam berasal dari kata “ghum” yang berarti tertutup atau terhalang. Tanggal 9 Muharram merupakan masa gam ini, yakni sejak pukul 07.00 hingga pukul 16.00 WIB, di mana pada waktu tersebut semua kegiatan yang berkaitan dengan upacara Tabot termasuk membunyikan ''dol'' dan ''tassa'' tidak boleh dilakukan. Jadi masa gam dapat juga disebut masa tenang.
 
* '''Arak Gedang (taptu akbar)'''
Pada [[9]] [[Muharram]] malam, sekitar pukul 19.00 WIB dilaksanakan ritual pelepasan Tabot Besanding di ''gerga'' (markas) masing-masing. Selanjutnya dilanjutkan dengan arak gedang yakni grup Tabot berarak dari markas masing-masing menempuh rute yang ditentukan. Kemudian mereka akan bertemu sehingga membentuk arak gedang (pawai akbar). Arak-arakan ini menjadi ramai karena menyatunya grup-grup Tabot, grup-grup hiburan, para pendukung masing-masing serta masyarakat. Acara ini berakhir sekitar pukul 20.00 WIB. Akhir dari acara arak gedang ini adalah seluruh Tabot dan grup penghibur berkumpul di [[lapangan Merdeka Bengkulu]] (Sekarang: [[Lapangan Tugu Propinsi]]). Tabot dibariskan bershaf istilah lokal disandingkan, karenanya acara ini dinamakan ''Tabot Besanding''.
 
Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah gerobak. [[Gerobak]] ini digunakan untuk mengangkut Tabot ke tempat Tabot dikumpulkan.
 
* '''Tabot Tebuang (Tabot terbuang)'''
Acara terakhir dari rangkaian upacara Tabot adalah acara Tabot tebuang yang diadakan pada tanggal [[10]] [[Muharram]]. Pada pukul 09.00 WIB seluruh Tabot telah berkumpul di lapangan Merdeka dan telah disandingkan sebagaimana malam Tabot besanding. Grup hiburan telah berkumpul pula di sini dan menghibur para pengunjung yang hadir di waktu itu. Pada sekitar pukul 11.00 arak-arakan Tabot bergerak menuju ke Padang Jati dan berakhir di kompleks pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi acara ritual Tabot tebuang karena di sini dimakamkan Imam Senggolo (Syekh Burhanuddin) pelopor upacara Tabot di Bengkulu.
 
Pada sekitar pukul 12.30 WIB acara Tabot Tebuang di makam Senggolo tersebut. Karena dipandang bernilai magis, acara ini hanya bisa dipimpin oleh Dukun Tabot yang tertua. Selesai acara ritual di atas, barulah bangunan Tabot dibuang ke rawa-rawa yang berdampingan dengan komplek makam tersebut. Dengan terbuangnya Tabot pada sekitar pukul 13.30 WIB, maka selesailah seluruh rangkaian upacara Tabot dimaksud.
 
== Nilai-Nilai ==