Fakta sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riacahyani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Riacahyani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
== Latar belakang ==
Kata ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 oleh sosiolog Perancis [[Émile Durkheim]] dan banyak mempengaruhi analisa Durkheim (dan para pengikutnya) ketika dalam meneliti masyarakat antara lain (Ritzer 2000:73) mengatakan [[struktur sosial]], [[kebudayaan|norma kebudayaan]], dan [[nilai sosial]] yang dimasukan dan dipaksakan (koersi) kepada pelaku sosial.
Sementara [[Auguste Comte]] bermimpi untuk menjadikan ilmu sosiologi sebagai disiplin ilmu yang luas, yang berisi semua—'the queen of sciences', adalah istilah yang digunakannya— Durkheim tidak seambisius itu. Durkheim bertujuan agar sosiologi memiliki dasar [[positivisme]] yang kuat, sebagai [[ilmu]] di antara ilmu yang lain. Ia berpendapat bahwa setiap ilmu tertentu harus memiliki subyek pembahasan yang unik dan berbeda dengan ilmu lain, namun harus dapat diteliti secara [[empiris]]. Keragaman dalam fenomena yang sedang diteliti, menurut Durkheim, harus dapat dijelaskan oleh sebab-sebab yang juga tercakup dalam bidang ilmu tersebut. Sebagai konsekuensinya, Durkheim menyatakan bahwa sosiologi harus menjadi 'ilmu dari fakta sosial'. "Metode sosiologis yang kitadipraktikkan praktikkanharus bersandar sepenuhnya pada prinsip dasar bahwa fakta sosial harus dipelajari sebagai materi, yakni, sebagai realitas eksternal dari seorang individu.... ...jika tidak ada realitas di luar kesadaran seorang individu, sosiologi sepenuhnya kekurangan materi." (''Bunuh Diri'', hal. 37-8, dikutip di buku karangan Hoult, hal. 298)
 
Dalam buku ''Rules of Sociological Method'', Durkheim menulis: "Fakta sosial adalah setiap cara bertindak, baik tetap ataumaupun tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu."
 
Dalam sudut pandang Durkheim, sosiologi sederhananya adalah 'ilmu dari fakta sosial'. Oleh karena itu, tugas dari para ahli sosiologi adalah mencari hubungan antara fakta-fakta sosial dan menyingkapkan hukum yang berlaku. Setelah hukum dalam struktur sosial ini ditemukan, baru kemudian para ahli sosiologi dapat menentukan apakah suatu masyarakat dalam keadaan 'sehat' atau 'patologis' dan kemudian menyarankan perbaikan yang sesuai.
 
Penelitian Durkheim's dalamtentang 'fakta sosial' mengenaidalam hal tingkat bunuh diri ini terkenal. Dengan mempelajari [[statistik]] bunuh diri pihak [[kepolisian]] di berbagai wilayah, Durkheim mampu 'mendemonstrasikan' bahwa masyarakat agama [[Katolik Roma|Katolik]] memiliki tingkat bunuh diri yang lebih rendah dari masyarakat agama [[Protestan]], dan menganggap ini terjadi karena penyebab ''sosial'' (dan bukan individual). Ini adalah penelitian pertama di bidangnya dan tetap banyak disebut bahkan sekarang-sekarang ini. Awalnya, 'penemuan fakta sosial' Durkheim dipandang signifikan karena menjanjikan kemungkinan untuk bisa mempelajari perilaku dari seluruh masyarakat, dan bukan hanya individu tertentu saja. Para ahli sosiologi modern merujuk ke penelitian Durkheim untuk dua tujuan yang cukup berbeda :
 
* Sebagai demonstrasi grafis tentang seberapa hati-hati seharusnya periset sosial untukdalam memastikan bahwa data yang dikumpulkandikumpulkannya untuk analisis akurat. Tingkat bunuh diri yang dilaporkan dalam penelitian Durkheim, sekarang menjadi jelas bahwa, sebagian besarnya merupakan artefak cara pengklasifikasian suatu kematian sebagai 'bunuh diri' atau 'bukan bunuh diri' di dalam masyarakat yang berbeda. Apa yang sebenarnya ia temukan bukanlah "tingkat bunuh diri" yang berbeda sama sekali—yang ditemukannya adalah cara berbeda untuk ''memikirkan tentang bunuh diri''.
 
* Sebagai titik awal untuk masuk ke dalam studi tentang arti sosial, dan suatu cara dimana tindakan individu yang nyata-nyata identik sering kali tidak dapat diklasifikasikan secara empiris. "Tindakan" sosial (bahkan tindakan individu yang nyata-nyatasifatnya pribadi seperti bunuh diri), dalam pandangan modern ini, selalu dilihat (dan diklasifikasikan) oleh ''para aktor'' sosial. Untuk itu, menemukan 'fakta sosial', biasanya tidak mungkin dilakukan atau puntidak diinginkan, namun menemukan cara bagaimana individu memandang dan mengklasifikasikan suatu tindakan tertentu menawarkan wawasan yang sangat luas.
 
Sebuah '''fakta sosial total''' [fait social total] adalah "sebuah aktivitas yang memiliki dampak terhadap masyarakat, dan juga pada bidang ekonomi, hukum, politik, dan agama ." (Sedgewick 2002: 95) "Beragam untaian kehidupan sosial dan psikologis terjalin bersama melalui apa yang disebut [Mauss] dengan 'fakta sosial total'. Fakta sosial total hingga suatu tingkat tertentu, memberikan informasi dan mengatur berbagai praktik dan institusi yang tampaknya cukup berbeda." (Edgar 2002:157) Istilah ini dipopulerkan oleh [[Marcel Mauss]] dalam bukunya ''The Gift'' dan diciptakan kembali oleh muridnya [[Maurice Leenhardt]] setelah istilah fakta sosial dari Durkheim.