Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
'''Din''' tidak bisa disamakan dengan [[agama]] sesuai dengan ayat:
<pre>
3:83: Maka apakah mereka mencari ‘agama’ yang lain dari ‘agama’ Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri (''aslama'')
segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah saja mereka dikembalikan.
</pre>
Mengacu kepada terjemahan yang kita lihat diatas, maka ‘diinillah’ sering diartikan sebagai ‘agama Allah’, sehingga ad diin tidaklah pas diterjemahkan dengan agama. Sebab dengan menterjemahkan ad diin dengan agama akan timbul beberapa pertanyaan, apakah Allah mempunyai agama lalu agama Allah apa sewaktu Allah mengutus Ibrahim, Musa dan Isa? Bagi ustadz yang mempercayai agama samawi (langit) ada 4 lalu apakah Allah berganti agama saat Allah menurunkan agama itu pada ummatNya masing-masing?
Baris 8 ⟶ 9:
Maka untuk mencari referensi apa itu ad diin kita lihat dari ayat-ayat lain mengenai ad diin :
<pre>
24:2: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) hukum Allah (''diinullah''), jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
 
12:76: Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan
piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut
undang-undang raja (''dinul malik''), kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap
orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.
</pre>
Dengan demikian ad diin adalah lebih tepat difahami sebagai hukum atau undang-undang