Musica Studio's: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 10:
Sebagai perusahaan rekaman terbesar di Indonesia, Musica Studio's segera melakukan inovasi dalam pola kerja manajemen produksi. Sumber daya manusianya ditingkatkan, kualitas produksi album rekaman diperbesar. Sewaktu Yamin Widjaja meninggal dunia pada bulan Agustus 1979, istrinya Ny. Lanni Djajanegara bersama 4 dari 6 anaknya - mengambil alih kendali, menjadi tulang punggung 'kerajaan bisnis' rekaman PT. Musica Studio's. Empat orang putera-puterinya itu adalah Sendjaja Widjaja, Indrawati Widjaja, Tinawati Widjaja dan Effendy Widjaja. Di bawah kuartet pekerja rekaman bertangan dingin ini, PT Musica Studio's berkembang bagai kerajaan musik raksasa di Indonesia, yang berhasil mengantar orang-orang musik muda menjadi artis tenar di bumi Indonesia. Sebelum itu, PT. Musica Studio's juga didukung oleh keluarga Widjaja lainnya, yaitu Seniwati Widjaja dan Sundari Widjaja.
== Dari [[Chrisye]],
Musica Studio's menjadi kantung-kantung dan base-camp artis tenar Indonesia. Setelah era [[A. Riyanto]], [[Emilia Contessa]], [[Ineke Kusumawati]], [[Vivie Sumanti]], [[Rhoma Irama]] dan [[Erni Johan]] di tahun 60-an, kemudian muncul nama tenar [[Rafika Duri]], [[Harvey Malaihollo]], [[Jamal Mirdad]], [[Chrisye]], [[Andi Meriam Mattalatta]], [[Hetty Koes Endang]], [[Rita Rubby Hartland]], [[Elly Sunarya]], [[Grace Simon]] pada tahun 70-an. Pada dekade 80-an muncul nama-nama tenar [[Betharia Sonata]], [[Iwan Fals]], [[Nani Sugianto]] dan lain-lain. Kemudian pada dekade 90-an seiring dengan munculnya trend grup dan jenis musik yang beragam - Musica Studio's membidani popularitas [[Trio Libels]], [[Kahitna]],
== TRADISI PEMBERIAN PH EMAS DAN PERAK ==
|