Sarip Tambak Oso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
 
Sarip selalu menjadi Target Operasi Government Belanda, karena perbuatannya yang dianggap membuat keonaran dan memprovokasi masyarakat untung menentang kebijakan Belanda.
Suatu hari, sarip mendapati Ibunya sedang dihajar oleh Lurah Gedangan karena ibunya tidak dapat membayar pajak tanah garapan berupa tambak. Melihat hal tersebut Sarip marah dan langsung menghabisi nyawa Lurah Gedangan dengan sebilah pisau dapur yang menjadi senjata andalannya. (nantri di entri lagi)
 
Dilain hari diceritakan Saropah (adik misan Sarip) hendak pulang dari Nagih pada orang2 yang terpaut utang dengan orang tuanya, ditengah jalan bertemu dengan Sarip dan pada saat itu Sarip bermaksud meminjam uang pada Saropah, karena belum mendapat izin dari orang tuanya, Saropah tidak mengabulkan permintaan Sarip. Sarip yang punya perangai kasar tidak sabar dan memaksa Saropah untuk menyerahkan Arloji yang sedang dipakainya, dan disaat terjadi perseteruan tersebut munculah Paidi yang hendak menjemput Saropah. Oleh Orang tua Saropah Paidi memang telah dipercaya untuk menjaga Saropah agar aman dari ancaman orang2 yang tidak senang.
Sarip juga terlibat pembunuhan terhadap lurah Gedangan yang telah menyiksa ibunya dalam rangka menarik pajak. Untuk dapat menangkap Sarip, mantri polisi meminta bantuan kakaknya yang bernama Mualim untuk membongkar rahasia Sarip. Akhirnya, Sarip pun dapat ditewaskan setelah dibunuh menggunakan peluru emas yang direndam dalam darah babi.
Setelah terjadi perang mulut antara Sarip dan Paidi, terjadilah duel antara dua pendekar tersebut. Sebilah pisau dapur ternyata tidak lebih mumpuni dibanding Jagang Baceman yang notabene lebih panjang, akhirnya Sarip tewas dalam perkelahian tersebut dan mayatnya dibuang di sungai Sedati.
 
(dilanjut nanti lagi...masih panjang)
{{indo-stub}}