Bahasa Melayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 33:
Ada tiga teori yang dikemukakan tentang asal-usul penutur bahasa Melayu (atau bentuk awalnya sebagai anggota [[bahasa-bahasa Dayak Malayik]])<ref>Adelaar, K.A. [http://epress.anu.edu.au/austronesians/austronesians/mobile_devices/ch04s03.html Malayic Dayak: Arguments for a Bornean Homeland of Malay]</ref>. Kern (1888) beranggapan bahwa tanah asal penutur adalah dari [[Semenanjung Malaya]] dan menolak [[Kalimantan]] sebagai tanah asal. Teori ini sempat diterima cukup lama (karena sejalan dengan teori migrasi dari Asia Tenggara daratan) hingga akhirnya pada akhir abad ke-20 bukti-bukti linguistik dan sejarah menyangkal hal ini (Adelaar, 1988; Belwood, 1993) dan teori asal dari Sumatera yang menguat, berdasarkan bukti-bukti tulisan. Hudson (1970) melontarkan teori asal dari Kalimantan, berdasarkan kemiripan bahasa Dayak Malayik (dituturkan orang-orang [[Dayak]] berbahasa Melayu) dengan [[bahasa Melayu Kuna]], penuturnya yang hidup di pedalaman, dan karakter kosa kata yang konservatif.
{{menyesatkan}}
== Sejarah ==
Bahasa Melayu termasuk dalam [[Rumpun bahasa Austronesia#Penggolongan bahasa-bahasa Malayo-Polinesia|bahasa-bahasa Melayu Polinesia]] di bawah [[rumpun bahasa Austronesia]]. Menurut [[statistika|statistik]] penggunaan bahasa di [[Bumi|dunia]], penutur bahasa Melayu diperkirakan mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di [[Bumi|dunia]]. <ref>[http://books.google.com.my/books?id=L1RkAAAAMAAJ&q=%22Malay+is+the+fourth+largest+language+%22&dq=%22Malay+is+the+fourth+largest+language+%22 Ruptures and departures By Corazon D. Villareal, Lily Rose R. Tope, Patricia May B. Jurilla, University of the Philippines. Dept. of English Studies and Comparative Literature, University of the Philippines]</ref>, <ref>[http://books.google.com.my/books?id=K49kAAAAMAAJ&q=%22Malay+is+the+fourth+largest+language+%22&dq=%22Malay+is+the+fourth+largest+language+%22 Malay literature By Dewan Bahasa dan Pustaka]</ref>
|