Seni bela diri bertongkat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika !
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
Beberapa [[seni bela diri]] yang umum, spt [[Kung fu]] ([[Wushu]]), [[Pencak Silat]], [[Aikido]] dll, juga memasukkan ''seni bela diri bertongkat'' dalam kurikulumnya, dalam tradisi Kerala's Kalarippayattu materi [[stick]]/[[senjata]] dari sejenis kayu adalah senagai dasar pelatihan sebelum meninjak kepada senjata yang lebih berbahaya yaitu [[senjata]] [[tajam]].
 
''Seni beladiri bertongkat'' merupakan satu [[sejarah]] panjang sebagai bagaian dari [[pertarungan]] perorangan atau sebagai pertarungan masal([[perang]] dalam berbagai [[budaya]] masyarakat di belahan dunia, salah satu contohnyah adalah [[suku]] di daerah [[Ethiopia]], suku [[Surma]], suku [[Nyangotam]] dimana mereka berperang dengan [[telanjang dada]], bahkan memakai [[tongkat]] yang diberi tali pada ujungnya.
 
Di [[Indonesia]] ([[Lombok]] dan [[Bali]]) ada satu bentukan ''seni beladiri bertongkat'' yang disebut [[ujungan]]/[[peisian]] dimana merupakan [[seni]] permainan ketangkasan yang dilakukan oleh dua orang [[jawara]]. Mereka saling memukulkan (menyabetkan) [[tongkat]] [[rotan]] ke arah kaki, sambil diiringi oleh tabuhan sampyong yang terdiri dari [[gambang]] dan [[totok]] (kentongan bambu). Disamping itu terdapat dua orang [[beboto]] (pemisah) yang bertugas melerai jika kedua [[jawara]] saling bergumul. Sementara penonton disekeliling membentuk [[kalangan]] (arena) dan sesekali bersorak riuh, bila ujung [[rotan]] mengena dan berhasil menjatuhkan lawan.