Gatotkaca: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
Nama lain Gatotkaca yang juga populer dalam khazanah [[sastra Jawa Baru]] adalah Tutuka atau [[Tetuka]].
 
 
[[image:Gathotkaca-kl.jpg|thumb|center|Gatotkaca]]
 
{{msg:stub}}
Gathotkaca mempunyai pusaka Keris Kalanadhah yang didapat dari Arjuna, selain itu pakaiannya adalah pemberian para Dewa antara lain: Caping Basunandho (tidak akan kehujanan ataupun kepanasan), Kotang Ontokusumo (bisa terbang), Trumpah (sandal) Probokacermo (tidak akan terganggu jika melalui jalan/ tempat yang angker.
 
Pada masa kecil Gathotkaca yang bernama Bambang Tetuka dijadikan jago para Dewa untuk menghadapi penyerang kahyangan yakni Patih Sekipu Montro. Gathutkaca lalu dimasukkan oleh batara Narada ke kawah Candradimuka bersama dengan berbagai pusaka baja kahyangan, sehingga saat keluar Gathutkaca kecil (Bambang Tetuka)yang tadinya berwujud raksasa (buto bajang)menjadi ksatriya yang gagah dan pilih tanding, dari situlah Gathutkaca menjadi berotot kawat dan bertulang besi, Gathutkaca juga diberi berbagai pusaka dan diberi nama Raden Krincing Wesi(nama Gathutkaca pun di peroleh dari sini/ pemberian Dewa).Gathutkaca menjadi raja menggantikan ibunya Dewi Arimbi di negara Pringgondani, negara ini menjadi bagian dari Amarta/ Indraprasta, bergelar Prabu Anom Gathutkaca. Pada masa dewasanya Gathutkaca memperistri Dewi Pergiwa, dan terpilih menjadi senopati negara amarta pada perang Baratayuda setelah menerima wahyu Jayaningrat dan Topeng Wojo.
 
Akhirnya Gathutkaca kalah dalam perang melawan Adipati Karno karena Adipati Karno memiliki Pusaka Kuntawijayadanu yang warangkanya masih tertanam di pusar Raden Gathutkaca
 
Gathutkaca memiliki beberapa ajian diantaranya: Aji Narantaka, Aji Brajadenta,Aji Brajamusti
----
Kembali ke: