Kesultanan Serdang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
fr |
MondalorBot (bicara | kontrib) k Bot Mengubah: en:Sultanate of Serdang; kosmetik perubahan |
||
Baris 33:
=== Raja pertama ===
Struktur tertinggi di Kerajaan Serdang dipimpin oleh seorang Raja. Pada masa itu, peranan seorang raja adalah:<ref name="melayu"/>
# Sebagai Kepala Pemerintahan Kerajaan Serdang.
# Sebagai Kepala Agama Islam (Khalifatullah fi’l ardh)
# Sebagai Kepala Adat Melayu.
=== Lembaga Orang Besar Berempat ===
Pada masa pemerintahan raja yang ke-2, Tuanku Sultan Ainan Johan Almashah (1767-1817), tersusunlah Lembaga Orang Besar Berempat di Serdang yang berpangkat Wazir Sultan, yaitu:<ref name="melayu"/>
# Raja Muda (gelar ini kemudian berubah menjadi Bendahara)
# Datok Maha Menteri (wilayahnya di Araskabu)
# Datok Paduka Raja (wilayahnya di Batangkuwis) keturunan Kejeruan Lumu
# Sri Maharaja (wilayahnya di Ramunia).
Pembentukan Lembaga Orang Besar Berempat di Serdang ini, disebabkan Raja Urung Sunggal kembali ke Deli, sementara Raja Urung Senembah dan Raja Urung Tg. Merawa tetap menjadi raja di wilayah taklukan Serdang.
Baris 52:
== Penguasa/Sultan ==
=== Penguasa ===
* [[1728]]-[[1782]] [[Tuanku Umar|Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Syah]] bin Tuanku Panglima Paderap [Kejeruan Junjungan], Raja Serdang
* [[1782]]-[[1822]] [[Tuanku Ainan Johan Pahlawan Alam Syah]] ibni al-Marhum Tuanku Umar [Al-Marhum Kacapuri], Raja Serdang.
* [[1822]]-[[1851]] [[Sultan Thaf Sinar Basyar Syah]] ibni al-Marhum Tuanku Ainan Johan Pahlawan Alam Shah [Al-Marhum Besar], Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang
* [[1851]]-[[1879]] [[Sultan Basyaruddin Syaiful Alam Syah|Sri Sultan Muhammad Bashar ud-din Saif ul-'Alam Shah]] ibni al-Marhum Sultan Thaf Sinar Bashar Shah [Al-Marhum Kota Batu], Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang
* [[1879]]-[[1946]] [[Sultan Sulaiman Syariful Alam Syah|Sri Sultan Tuanku Sulaiman Sharif ul-'Alam Shah]] ibni al-Marhum Sultan Bashar un-din [Al-Marhum Perbaungan], Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang
=== Kepala Rumah Tangga ===
* [[1946]]-[[1960]] Tuanku Rajih Anwar ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Sharif ul-'Alam Shah, Tengku Putra Mahkota, Kepala Rumah Tangga Istana Serdang
=== [[Sultan]] ===
* [[1960]]-[[2001]] Sri Sultan Tuanku Abu Nawar Sharifu'llah Alam Shah al-Haj ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Sharif ul-'Alam Shah, Sultan dan Kepala Rumah Tangga Istana Serdang
* [[2001]] Sri Sultan Tuanku Lukman Sinar Bashar Shah II ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Sharif ul-'Alam Shah, Sultan dan Kepala Rumah Tangga Istana Serdang.
== Kehidupan Sosial-Budaya ==
Baris 70:
=== Catatan utusan Kerajaan Inggris ===
Di masa pemerintahannya, Serdang menjadi aman tenteram dan makmur karena perdagangan yang ramai. Ketika utusan [[Kerajaan Inggris]] dari [[Penang]], Johan Anderson, mengunjungi Serdang tahun [[1823]], ia mencatat:<ref name="melayu"/>
# Perdagangan antara Serdang dengan Pulau Pinang sangat ramai (terutama lada dan hasil hutan).
# Sultan Thaf Sinar Basyar Syah (juga bergelar Sultan Besar) memerintah dengan lemah lembut, suka memajukan ilmu pengetahuan dan mempunyai sendiri kapal dagang pribadi.
# Industri rakyat dimajukan dan banyak pedagang dari pantai barat Sumatera (orang Alas) yang melintasi pegunungan Bukit Barisan menjual dagangannya ke luar negeri melalui Serdang.
# Baginda sangat toleran dan suka bermusyawarah dengan negeri-negeri yang tunduk kepada Serdang, termasuk orang-orang Batak dari Pedalaman.
# Cukai di Serdang cukup moderat.
=== Pepatah Melayu ===
Semua hal di atas bisa terjadi karena Sultan berpegang teguh pada pepatah adat Melayu. Di antara pepatah dan adat tersebut adalah:<ref name="melayu"/>
* secukap menjadi segantang, yang keras dibuat ladang, yang becek dilepaskan itik, air yang dalam diperlihara ikan;
* genggam bara, biar sampai menjadi arang (sabar menderita mencapai kejayaan);
* cencaru makan petang, bagai lebah menghimpun madu (meskipun lambat tetapi kerja keras maka pembangunan terlaksana);
* hati Gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah (melaksanakan kerja pembangunan dengan berhasil baik bersama-sama).
Dalam perkembangannya, karena Sultan Thaf Sinar Basyar Syah ini amat berpegang teguh pada adat Melayu disertai sikap lemah lembut dan sopan, akhirnya banyak rakyat [[Batak]] di pedalaman yang masuk Melayu ([[Islam]]). Atas dasar jasa-jasanya, maka, ketika Sultan Thaf Sinar Basarshah mangkat pada tahun [[1850]], para Orang Besar dan rakyat Serdang memberikan penghormatan untuknya dengan gelar '''Marhom Besar'''.<ref name="melayu"/>
Baris 90:
=== Pranala luar ===
* {{en}}[http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/serdang.htm Royal Ark: Serdang]
* {{id}}[http://www.kongresbud.budpar.go.id/tuanku_luckman_b.htm Reinterpretasi dan Reposisi terhadap Adat dan Tradisi: Kasus Melayu Islam beraja di Serdang]
* {{id}}[http://history.melayuonline.com/?a=Tm8va0xRL1lYcXRCeDdraQ%3D%3D=#top Sejarah Kerajaan Serdang di MelayuOnline.com]
{{Kerajaan di Sumatera}}
Baris 101:
[[Kategori:Kesultanan Serdang| ]]
[[en:Sultanate of Serdang]]
[[fr:
|