Suku Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Hariskdg (bicara | kontrib)
Baris 57:
Selanjutnya menurut [[Idwar Saleh]] (makalah Perang Banjar 1859-[[1865]], [[1991]]):
"Ketika [[Pangeran Samudera]] mendirikan [[kerajaan]] Banjar ia dibantu oleh orang [[Suku Dayak Ngaju|Ngaju]], dibantu [[patih]]-patihnya seperti patih Balandean, Patih Belitung, [[Patih Kuwin]] dan sebagainya serta orang [[Suku Dayak Bakumpai|Bakumpai]] yang dikalahkan. Demikian pula [[penduduk]] [[Kerajaan Negara Daha|Daha]] yang dikalahkan sebagian besar orang [[Suku Dayak Bukit|Bukit]] dan [[Suku Dayak Maanyan|Manyan]]. [[Kelompok]] ini diberi [[agama]] baru yaitu agama [[Islam]], kemudian mengangkat [[sumpah]] setia kepada [[Monarki|raja]], dan sebagai [[tanda]] [[setia]] memakai [[bahasa ibu]] baru dan meninggalkan [[bahasa]] ibu lama. Jadi orang Banjar itu bukan [[kesatuan etnis]] tetapi [[kesatuan politik]], seperti [[bangsa]] [[Indonesia]]".
 
Menurut Tim Haeda dalam ''Islam Banjar; Tentang Akar Kultural dan Revitalisasi Citra Masyarakat Religius'' (2009: 76), secara sosio-historis masyarakat Banjar adalah kelompok sosial heterogen yang terkonfigurasi dari berbagai sukubangsa dan ras yang selama ratusan tahun telah menjalin kehidupan bersama, sehingga kemudian membentuk identitas etnis (suku) Banjar. Artinya, kelompok sosial heterogen itu memang terbentuk melalui proses yang tidak sepenuhnya alami (priomordial), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang cukup kompleks.
 
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Suku Banjar terbagi 3 subetnis berdasarkan teritorialnya dan unsur pembentuk suku berdasarkan persfeketif kultural dan genetis yang menggambarkan masuknya penduduk pendatang ke wilayah penduduk asli [[Dayak]]: