Kabupaten Rokan Hilir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 54:
 
==== Festival Bakar Tongkang ====
Upacara Bakar Tongkang adalah wisata budaya unggulan Provinsi Riau dari Kabupaten [[Rokan Hilir]] (Rohil). Upacara Bakar Tongkang telah menjadi wisata nasional bahkan internasional. Upacara Bakar Tongkang adalah upacara tradisional masyarakat [[Tionghoa]] di Ibu Kota kabupaten Rokan Hilir yakni Bagansiapiapi.
Festival Bakar Tongkang adalah tradisi yang di lakukan oleh masyarakat keturunan Tiong Hoa, yang di pusatkan di kota Bagansiapiapi, yang di laksanakan setiap tanggal 16 Bulan ke-5 Penanggalan Imlek. Festival ini semakin tahun semakin ramai di kunjungi wisatawan, baik Domestik maupun mancanegara. Pemda Kabupaten sangat serius mengarap potensi wisata ini, antara lain dengan membangun tempat untuk bakar tongkang yang megah, dan rencana mengundang menteri Pariwisata untuk Ke Rokan Hilir pada tahun 2007 ini.
 
Ritual Bakar Tongkang merupakan kisah pelayaran masyarakat keturunan [[Tionghoa]] yang melarikan diri dari si penguasa Siam pada abad ke-19. Didalam kapal yang di pimpin [[Ang Mie Kui]], terdapat patung Dewa Kie Ong Ya dan lima dewa, dimana panglimanya disebut Taisun Ong Ya.
Patung -patung dewa ini mereka bawa dari tanah [[Tiongkok]], dan menurut keyakinan mereka bahwa dewa tersebut akan memberikan keselamatan dalam pelayaran, hingga akhirnya mereka menetap di Bagansiapiapi.
Untuk menghormati dan mensyukuri kemakmuran dan keselamatan yang mereka peroleh dari hasil laut sebagai mata pencaharian utama masyarakat [[Tionghoa]] Bagansiapiapi, maka mereka membakar wangkang (tongkang) yang dilakukan setiap tahun. Sedangkan prosesi sembahyang dilaksanakan pada tanggal 15, 16 bulan 5 tahun Imlek.
Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ritual Bakar Tongkang adalah ritual pemujaan untuk memperingati hari ulang tahun Dewa Kie Ong Ya (Dewa Laut),
Upacara ini ''' memiliki ciri khas tersendiri dan tidak dapat ditemui di tempat lain di Indonesia.
'''
Pada zaman [[Soeharto]] upacara seperti ini sempat dilarang tetapi kemudian diaktifkan kembali di era [[Gus Dur]] sampai sekarang ini.
 
==== Pulau Jemur ====