Ayam kampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
33Maulida (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
33Maulida (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
 
== Sebagai sumber pangan ==
Ayam kampung disukai orang karena [[daging]]nya yang kenyal dan "berisi", tidak lembek dan tidak ber[[lemak]] sebagaimana ayam ras. Berbagai [[masakan Indonesia]] banyak yang tetap menggunakan ayam kampung karena dagingnya tahan pengolahan (tidak hancur dalam pengolahan). Ayam kampung dipelihara oleh masyarakat terutama sebagai sumber protein hewani baik berupa [[telur]] maupun daging, di samping [[kotoran]]nya juga dapat dimanfaatkan sebagai [[pupuk tanaman]] maupun [[pakan ikan]].<ref>Murtidjo BA. 1994. Mengelolah Ayam Buras.Yogyakarta: Kanisius.</ref> Sebagai sumber [[protein]] hewani telur dan daging mengadung [[asam amino]] [[esensial]] yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.<ref>Kamal. 1994. Kontrol Kualitas Pakan dan Menyusun Pakan Ternak.Yogyakarta: UGM Press.</ref> Oleh karena itu, agar ayam kampung dapat berproduksi dengan baik salah satunya harus diberikan pakan yang cukup.<ref>Wihandoyo. 1991. Serba Serbi Preatasi Ayam Buras. Yogyakarta: UGM Press.</ref>. Ayam kampung memerlukan komposisi [[nutrisi]] yang tepat, termasuk jika menginginkan ayam kampung yang memiliki tingkat produksi telur yang tinggi.<ref>Rasyaf M. 1992. Produksi dan Pemberian Pakan Unggas. Yoyakarta: Kanisius.</ref>
 
== Pemeliharaan ayam kampung ==
Baris 15:
Sedang bila kita membudidayakan dengan cara dikandangkan tentu lebih banyak keunggulanya. Walau tentu masih juga ada kekurangannya.
 
Ayam yang dikandangkan lebih mudah dikontrol keberadaannya. Kita bisa mempercepat [[populaspopulasi]] inyanya dengan cara setiap ayam yang bertelur kita ambil dan kumpulkan untuk ditetaskan secara bersama dalam satu indukan atau mesin penetas. Anak ayam tidak harus mengikuti induknya. Namun dapat dipisah dan ditempatkan dengan pemberian panas cahaya listrik (untuk penghangat) dan makanan yang sesuai. <ref>Blog Pertanian Indonesia.</ref>
 
== Pemilihan bibit unggul ==
Dalam pengembangannya, ditemukan berbagai hambatan, terutama bagaimana cara meningkatkan [[produktivitas]] nya yang relatif rendah, sistem pemeliharaan yang masih tradisional, pakan yang diberikan masih seadanya, dan belum terlaksananya sistem pengendalian penyakit dengan baik, sehingga hambatan-hambatan tersebut menjadi kendala dalam pengembangan ternak ayam buras di pedesaan.Dalam pembudidayaan ayam kampung, permasalahan yang sering ditemui adalah penyediaan [[bibit]] ayam kampung unggul. Dalam pencarian calon bibit unggul, selain didasarkan dari tampilan luarnya, juga seleksi ayam kampung yang berbasis konsep pemuliaan ternak, sehingga diperoleh bibit [[unggul]], yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas ternak. <ref>Wiharto. 1991. Ilmu Peternakan Umum. Malang: Nuffic Universitas Brawijaya Malang.</ref>. ciri-ciri bibit unggul ayam, yaitu:
1. Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat, misalnya kaki utuh dan leher lurus.
2. [[Otot]] [[gempal]] dan kuat, terutama di bagian paha dan dada. Tulangnya juga kuat.