Kangen Bitch: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k +{{hapus:kelayakan}}
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
'''''Kangen Bitch''''' ([[bahasa Indonesia|Indonesia]]: ''Kangen Jalang'') adalah sebuah lagu [[hip-hop]] yang iseng dinyanyikan oleh 8Ball (M. Iqbal), rapper asal [[Yogjakarta]], tipikal rapper untuk meluapkan emosi dalam lirik lagu. Awalnya cuma iseng namun oleh pembenci [[Kangen Band]], mp3 nya di sebar di internet, lagu ini menjadi kontroversial karena liriknya berisi hinaan, hujatan kata-kata kotor dan porno untuk mencaci [[Kangen Band]]. Selain itu, di dalam lirik lagu ini terdapat pula "ancaman pembunuhan"<ref>lirik: ''...Seperti mereka harus dibasmi/Kangen Band harus dibunuh/Lagunya nular orang bisa terpengaruh....''</ref> yang dianggap serius oleh [[media massa]] serta pihak [[manajemen]] Kangen Band. <ref>http://www.kompas.com/ver1/hiburan/0709/13/222818.htm</ref> Permasalahan tentang lagu ini telah dianggap selesai ketika 8Ball menyatakan permintaan maaf di sebuah [[milis]].<ref>http://www.tembang.com/info_detail.asp?id=3155&kategori=panggung</ref>
 
== Tanggapan ==
Namun adalah kekalahan bila lagu Rap tak dibalas lagu Rap juga. Karena Kangen Band tak ada kesanggupan untuk itu maka sukarelawan dari grup rap Segitiga Bermuda yg membalas lagu tersebut dengan judul 'Pembela Kangen Band' dan segera dibalas 8ball dengan lagu 'Segitigadis'. 8ball pun dianggap menang karena mereka tak membalas lagi. Unik nya Segitiga Bermuda dalam lagunya mengira 8ball adalah kelompok rapper padahal hanya Iqbal seorang, memang Iqbal mampu ngerep dengan beberapa karakter suara dalam satu lagu. (Eightball//Iqghball) 8ball juga dikenal dengan lagu 'DPR Bergoyang' menyindir skandal anggota DPR Yahya Zaeni dan Maria Eva. Mp3 8ball bebas didownload di internet.
Dalam bukunya ''Cracking Zone'', pakar [[manajamen perubahan]] [[Rhenald Kasali]] mengungkapkan bahwa cemoohan dalam lagu ini merupakan bentuk "kegalauan psikologis masyarakat menengah ke atas dalam menerima strata sosial yang lebih rendah sebagai konsumen pada strata yang sama..." <ref name="kasali">Kasali, Rhenald. 2011. ''Cracking Zone''. Jakarta: Gramedia. Hal. 58.</ref> Penolakan tersebut menyimbolkan kemampuan menafsirkan kode-kode baru kehidupan sosial.<ref name="kasali" />
 
== Referensi ==