Kesenian dari barang bekas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
masih meragukan kelayakan, referensi yang diberikan belum menunjukkan bahwa kesenian dari barang bekas telah mendapatkan pembahasan yang signifikan oleh sumber terpercaya yang independen |
||
Baris 1:
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=16|m=04|y=2010|i=14|ket=|kat=Y}}
Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun kelompok di mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas. Kesenian barang bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran [[Flores]]. Beliau merupakan bekas buruh bangunan di [[Bali]]. Wensislaus Makur membuat tas unik dari limbah karung plastik beras, sampai menembus pasar konsumen di [[Eropa]].
Baris 5 ⟶ 7:
''Tak ada rotan, akarpun jadi'', begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak biasa<ref name="dalam keadaan terpaksa">http://id.wikiquote.org/wiki/Tak_ada_rotan,_akarpun_jadi) Muhammadirham</ref>. Peribahasa ini tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan bahan dan [[teknologi]] yang tinggi, tetapi kita bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat sederhana. Beberapa contoh barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti plastik bungkus sabun, bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas,kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang mempunyai nilai estetika.
== Pemanfaatan Barang Bekas ==
|