Keramik Hijau Goryeo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pola: cite |
cite |
||
Baris 19:
==Pola==
Keramik hijau Goryeo merefleksikan pemikiran [[Buddhisme]] yang saat itu merupakan ideologi negara. Masyarakat Goryeo menuangkan pemikiran Buddhisme ke dalam keramik hijau dan mengimajinasikan warna biru hijau-kehijauan sebagai warna dari [[nirwana]]. <ref name="zanzibarart">[http://www.zanzibartribalart.com/korean_celadon.htm KOREAN CELADON POTTERY], ''zanzibarart''. Diakses pada 17 April.</ref> Pola-pola yang dikreasikan pun memiliki makna dalam kepercayaan tradisional Korea dan Buddhisme, contohnya pola tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan.<ref name="koreanarts"/>
*[[Burung jenjang|Burung bangau]], melambangkan keabadiaan atau umur panjang.<ref name="koreanarts"/>
Baris 35:
Proses pembuatan [[keramik hijau]] merupakan yang tersulit dibanding cara membuat keramik jenis lain karena diperlukan prosedur-prosedur yang rumit. Pada awalnya para pengrajin di zaman Goryeo meniru gaya [[keramik Cina]], namun lama-kelamaan mulai menemukan sendiri gaya mereka. Para pengrajin Goryeo mempelajari teknik keramik hijau [[Dinasti Song|Song]] dan motif dekorasinya, sehingga pada awalnya gaya mereka serupa dengan motif keramik Song yang dihasilkan di [[Cina Selatan]] – seperti motif bunga teratai, peoni, burung nuri dan ilustrasi itik di kolam.
[[Tanah liat]] dibentuk di roda putar dan setelah terbentuk menjadi dibiarkan menjadi sedikit kering.<ref name="zanzibarart"/> Setelah itu permukaannya diukir untuk membentuk pola yang diinginkan sehingga membentuk ceruk-ceruk.<ref name="zanzibarart"/> Dalam ceruk pola tersebut diisi dengan tanah liat berwarna putih, hijau tua atau merah sesuai ilustrasi yang diukir, kemudian dikeringkan dalam waktu yang lama, bisa sampai berbulan-bulan tergantung cuaca.<ref name="zanzibarart"/> Setelah mengering keramik lalu dibakar di dalam [[tungku]]. Sebagian besar keramik yang dibakar hancur dalam tungku.<ref name="zanzibarart"/> Keramik yang berhasil lalu dikeluarkan dan diteliti, bila pembakaran kurang sempurna keramik tersebut akan sengaja dihancurkan si pengrajin.<ref name="zanzibarart"/> Keramik yang melewati proses pembakaran sempurna lalu diberi [[glasir]], setelah itu dibakar lagi dengan suhu yang lebih tinggi.<ref name="zanzibarart"/> Pembakaran ini akan menyebabkan keramik tersebut menghasilkan warna biru-kehijauan yang diinginkan pengrajin.<ref name="zanzibarart"/> Keramik yang berhasil melewati proses glasir akan menghasilkan ilustrasi yang semi-transparan dan lebih terang. <ref name="zanzibarart"/>
Warna dari keramik hijau ini juga bergantung pada faktor bahan-bahan yang membuatnya, terutama kandungan [[besi]] dalam tanah liat serta bahan-bahan glasir yang terbuat dari [[besi-oksida]], [[mangan-oksida]] dan [[kwarsa]] juga tingkat pembakaran dalam tungku. Suhu tungku umumnya berada atau sekitar 1150ºC dan level oksigen dalam tungku diturunkan dalam beberapa tahap pembakaran.
|