Keramik Hijau Goryeo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 38:
| id =ISBN 1-85669-360-0 }}</ref> Para seniman asal Cina bahkan menjulukinya sebagai salah satu dari "sepuluh harta karun di bawah langit". Keramik hijau pada saat itu menjadi komoditas [[perdagangan]] antara Goryeo dengan bangsa-bangsa lain.<ref name="Panorama"/> Di Goryeo sendiri keramik hijau dinikmati kalangan bangsawan dan menjadi dekorasi karya seni yang menghiasi [[istana]] kerajaan dan [[kuil Buddha|kuil-kuil Buddha]].<ref name="visitkorea">{{en}}[http://english.visitkorea.or.kr/enu/SI/SI_EN_3_6.jsp?cid=261043 Korean Ceramics, Its History and Evolution], ''visitkorea''. Diakses pada 19 April 2010.</ref>
Kualitas dan produksi keramik hijau menurun semenjak [[bangsa Mongol]] menginvasi Goryeo pada tahun 1231. <ref name="daegu">{{en}}[http://daegu.museum.go.kr/english/body_02/body02_2_05.htm Goryeo Celadon], ''daegu''. Diakses pada 19 April 2010.</ref> Pada abad ke-14, peralatan keramik diproduksi dalam jumlah besar untuk keperluan masyarakat kelas atas dan menengah.<ref name="ysp"/>
Periode Dinasti Goryeo berakhir pada tahun 1392 dan [[Dinasti Joseon]] mengganti ideologi negara berdasarkan [[Konfusianisme]] yang diikuti dengan memudarnya minat akan keramik hijau yang bernafaskan [[Buddhisme]].
Pada tahun 1910, ketika Jepang mulai menjajah Korea, kesenian membuat keramik hijau serta berbagai jenis keramik lain tidak bisa bertahan.<ref name="zanzibarart"/> Barulah pada tahun 1950-an teknik membuat keramik hijau yang hampir punah kembali dihidupkan oleh seniman-seniman yang masih bertahan seperti [[Ko-Chung]] (''Ji Jae-Seob'') dan [[Chon-Jin]].<ref name="zanzibarart"/> Ji Jae-seob saat ini adalah salah seorang pengrajin yang dianugerahi sebagai aset nasional hidup oleh pemerintah [[Korea Selatan]].<ref name="zanzibarart"/>
==Pola==
|