Sinagoga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
S
k bot kosmetik perubahan
Baris 10:
 
=== Sejak Masa Reformasi Yosia ===
Ada teori dari Julian Morgenstern bahwa sinagoge mulai berdiri di Israel sebagai akibat dari [[Reformasi Yosia]], yakni ketika [[mezbah]]-mezbah dan bukit-[[bukit pengorbanan]] dari tradisi religius non-Yahudi dihancurkan.<ref name="Rowley"></ref> Menurut Morgenstern, kuil-kuil di pelosok Israel terus dipakai sebagai tempat pertemuan keagamaan pada hari [[Sabat]] dan pada saat perayaan-perayaan Yahudi.<ref name="Rowley"></ref> Pendapat lain diberikan J. Weingreen yang menyanggah pendapat Morgenstern dengan alasan bahwa reformasi Yosia telah menghancurkan kuil-kuil di pelosok juga.<ref name="Rowley"></ref> Menurutnya, Yosia mendirikan tempat-tempat lain sebagai ganti kuil-kuil tersebut untuk peribadahan rakyat.<ref name="Rowley"></ref> Akan tetapi, teori Weingreen ini dipandang lemah sebab tidak memiliki bukti dari riwayat reformasi Yosia.<ref name="Rowley"></ref>
 
=== Sebelum Pembuangan ===
Baris 27:
Pada masa pasca-Pembuangan, institusi Bait Suci dikembangkan kembali dan menjadi pusat keagamaan orang-orang Yahudi.<ref name="Ehrman"></ref> Akan tetapi, peran sinagoge-sinagoge tetap penting sebagai tempat persekutuan orang-orang Yahudi di perantauan.<ref name="Ehrman"></ref> Karena itulah, orang-orang Yahudi di luar Palestina biasa mengumpulkan persembahan tahunan untuk mendukung peribadahan di Bait Suci, terlebih bagi mereka yang tidak dapat datang ke Bait Suci untuk mengikuti ritus tahunan.<ref name="Ehrman"></ref> Selain itu, sinagoge juga berperan untuk mempertahankan identitas Yahudi di perantauan melalui pembacaan Kitab Suci, doa-doa, dan perayaan hari besar Yahudi.<ref name="Ehrman"></ref>
 
Perkembangan sinagoge juga amat dipengaruhi oleh perkembangan kaum Farisi pada abad ke-2 SM.<ref name="Rowley"></ref> Pada waktu itu, orang-orang yang dapat membaca serta menafsirkan Taurat adalah kaum Farisi, sehingga mereka berperan besar di dalam persekutuan-persekutuan lokal di kalangan rakyat Yahudi.<ref name="Rowley"></ref> Hal yang sama terjadi ketika Bait Suci dihancurkan tahun 70 M dan umat Yahudi tersebar ke tempat-tempat lain.<ref name="Rowley"></ref> Kelangsungan identitas Yahudi menjadi tergantung pada kaum Farisi, yang disebut juga rabi sebab hanya mereka yang dapat membaca dan menafsirkan Taurat.<ref name="Rowley"></ref> Mereka berperan penting di dalam sinagoge-sinagoge lokal di tempat-tempat orang Yahudi tinggal.<ref name="Rowley"></ref> Di masa itulah, studi terhadap Taurat, doa-doa, dan perbuatan baik menggantikan ritus Bait Suci dan persembahan kurban.<ref name="Hans"></ref> Peran penting sinagoge dan rabi masih berlangsung hingga masa kini.<re name="Hans"></ref>
 
 
Baris 37:
Ada ahli yang berpendapat bahwa pendidikan keagamaan berupa pembacaan dan penafsiran Taurat merupakan fungsi utama dari sinagoge.<ref name="Rowley"></ref> Diketahui bahwa di sinagoge, Taurat tidak hanya dibicarakan dan dibahas pada waktu kebaktian, tetapi juga di dalam kurikulum pendidikan sehari-hari.<ref name="Rowley"></ref> Selain itu, pelajaran mengenai hal-hal umum juga diberikan di sinagoge.<ref name="Wahono"></ref>
 
Sinagoge juga menjadi tempat bagi calon-calon anggota baru agama Yahudi yang berasal dari non-Yahudi.<ref name="Toombs"></ref> Di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru orang-orang seperti itu disebut dengan istilah "orang-orang yang takut akan Allah".<ref name="Toombs">{{id}}Lawrence E. Toombs. 1978. ''Di Ambang Fajar Kekristenan''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 54.</ref> Karena itu, dapat disimpulkan bahwa sinagoge juga menjadi tempat pendidikan bagi calon-calon agama Yahudi, namun tentu saja ini tergantung situasi dan peraturan masing-masing sinagoge.<ref name="Toombs"></ref>
 
=== Peribadahan ===
Baris 84:
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Link FA|fr}}
 
[[Kategori:Agama]]
[[Kategori:Yahudi]]
 
{{Link FA|fr}}
 
[[als:Synagoge]]