Tamjidullah I dari Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Baris 3:
Pangeran Tamjidillah I bin Tahlilullah adalah [[Sultan Banjar]] antara tahun [[1734]]-[[1759]].<ref>[http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin Regnal Chronologies Southeast Asia: the Islands]</ref> Pangeran Tamjid-Allah I semula bertindak sebagai wali [[Putra Mahkota]] yaitu [[Muhammad Aliuddin Aminullah]] yang belum [[dewasa]]. Tetapi kemudian mengangkat dirinya menjadi [[Sultan]] dengan gelar '''Sultan Sepuh'''. Sultan Sepuh dibantu adiknya '''Pangeran Nullah''' sebagai mangkubumi (kepala pemerintahan). Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah bin Sultan Hamidullah menjadi Sultan Muda dengan gelar '''Ratu Anum''', belakangan ia berhasil menuntut tahta dari pamannya.
 
== Latar Belakang ==
Kemangkatan [[Sultan Hamidullah]] (Sultan Kuning) tahun [[1734]], merupakan pertanda awan mendung di kesultanan Banjarmasin. Kembali muncul penyakit lama, pertentangan kepentingan perebutan kekuasaan mulai terjadi lagi. Apalagi putra mahkotanya belum dewasa pada saat Sultan mangkat. Sesuai dengan tradisi, maka wali dipegang oleh pamannya atau adik Sultan Kuning yaitu Pangeran Tamjidillah, sehingga kelak jika putra mahkota telah dewasa, barulah tahta kerajaan akan diserahkan. Pangeran Tamjidillah sebagai wali sultan mempunyai siasat yang lebih jauh, yaitu berkeinginan menjadikan hak kekuasaan [[politik]] berada dalam tangannya dan keturunannya. Untuk itu, Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah yang telah dewasa menjadi menantunya. Dengan [[perkawinan]] tersebut, putra mahkota tentunya tidak sampai hati meminta bahkan merebut kekuasaan dari [[mertua]]nya, yang berarti sama dengan ayahnya sendiri. Kenyataan memang demikian, sehingga putra mahkota tidak begitu bernafsu, untuk meminta kembali hak atas tahta kesultanan Banjarmasin. Oleh sebab itu, Pangeran Tamjidillah berhasil berkuasa selama 25 tahun dan mengangkat dirinya menjadi Sultan dengan gelar Sultan Sepuh (1734-1759).