Keramik putih Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
baru!
 
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
| postscript =
}} Pada masa [[Dinasti Joseon]] (1392-1910), keramik putih menikmati kepopuleran dan mengambil alih posisi keramik hijau. Pemerintahan Joseon memfokuskan pada upaya khusus untuk memproduksi dan mengelolanya, dan masyarakat pun sangat menyukai jenis keramik baru ini. Karena besarnya dukungan dan keterkenalannya, produksi keramik putih mengalami pertumbuhan yang pesat. <cite>White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design<cite>
 
Sejarah keramik putih dapat dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama, yang dimulai dari pendirian Dinasti Joseon di tahun 1392 sampai abad ke-17, keramik corak tatahan diproduksi sementara dan kemudian menghilang. Lalu keramik corak biru ([[cheonghwa]]) diciptakan dengan memodifikasi gaya awal keramik Cina untuk disesuaikan dengan citarasa Korea. Di periode kedua, dari abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-18, keramik yang dilukis dengan [[glasir]] coklat diproduksi dan menjadi terkenal di awal abad ke-18. Keramik corak merah juga muncul pada periode ini. Pada periode ketiga, dari abad ke-18 sampai abad ke-19, keramik putih mulai diproduksi secara massal, namun dengan kualitas yang semakin menurun. Keramik corak biru, sebagian yang diglasir biru-kobal juga terkenal di periode ini. <cite>White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design<cite>
 
Keramik putih bersih tanpa corak sebagian besar diproduksi di awal periode. Keramik corak tatahan terkenal dengan motif dan pola [[bunga lotus]], [[bunga|bunga-bungaan]], [[tanaman]] dan [[awan]]. Teknik tatahan serupa dengan teknik sanggam pada keramik hijau. Dalam kasus yang sangat jarang, pola ukir atau desain hieroglif digunakan untuk mempercantik keramik putih. <cite>White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design<cite>
 
Dari periode kedua dan seterusnya, desainnya kadangkala diukir dalam bentuk relief dan kemudian, cara ini beserta pola hieroglif semakin banyak digunakan. Motif terkenal pada periode ini adalah tanaman [[bambu]] dengan [[bunga plum]], [[bambu]] dengan [[pohon cemara]], [[krisan]], simbol-simbol [[agama Buddha]] dan [[umur panjang]], [[awan]], [[binatang]] bertuah, [[anggur]], [[anggrek]], [[ikan]], [[kepa]], [[kepiting]] dan [[burung]]. <cite>White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design<cite>
 
Warna-warna keramik putih ditentukan oleh [[tanah liat]], [[glasir]] dan pengeringan. Warna putih keramik putih bervariasi berdasarkan periode produksinya. Pada abad ke-15 warnanya putih susu, putih salju di abad ke-16, putih keabu-abuan di abad ke-17 dan putih kebiruan di abad ke-18 dan 19. Biasanya permukaan keramik putih didekorasi menggunakan teknologi yang beragam untuk meningkatkan raut kecantikannya. Keramik putih diklasifikasikan berdasarkan teknik pendekorasiannya menjadi keramik putih-bersih, keramik putih corak tatahan, keramik putih corak biru, keramik putih glasir coklat-besi dan keramik putih glasir merah-tembaga. <cite>White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design<cite>
 
==Proses pembuatan==
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan dari keramik hijau menjadi keramik putih saling berkaitan. [[Kaolin]] yang digunakan untuk membuat keramik putih memiliki tingkat kemurnian yang lebih baik. Selain itu, temperatur pembakarannya lebih tinggi, yakni 1300˚C, dibandingkan temperatur pembakaran keramik hijau (1,270-80℃). Glasir yang digunakan pada keramik putih pun lebih stabil sehingga disimpulkan teknik membuat keramik putih lebih mutakhir dibanding keramik hijau. <cite>White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design<cite>
Baris 58 ⟶ 63:
==Harta nasional==
Pada tahun 1994, sebuah keramik putih dari abad ke-15 terjual seharga US $3 juta dalam lelang di Balai Lelang Christie di New York. Lalu pada tahun 1996 sebuah guci keramik putih terjual dengan harga US $ 8,4 juta, yang berasal dari abad ke-17. <ref>11th in the series, Korean Porcelain<ref/>
 
==Pusat produksi==
Awalnya [[tungku]] yang memproduksi keramik putih sebagian besar terkonsentrasi di sekitar wilayah ibukota, di [[Gwangju (Gyeonggi)|Gwangju]] ([[Gyeonggi]]), [[Gunung Gwanak]] dan [[Gunung Bukhan]], namun akhirnya menyebar ke berbagai [[provinsi]]. Namun, Gwangju yang merupakan tungku istana kerajaan, masih terus beroperasi sebagai pusat produksi keramik putih di Korea. <cite>White Porcelain with Inlaid Lotus Scroll Design<cite>