Gorgias: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox Philosopher
<!-- Philosopher Category -->
| region = Filsafat Barat
| era = [[Filsafat Pra-Sokratik]]
| color = #B0C4DE
<!-- Image and Caption -->
| image_name =
| image_caption =
<!-- Information -->
| name = Gorgias
| birth_date = c. 483 SM
| birth_place = [[Leontini]], [[Sisilia]]
| death_date = 375 SM
| death_place =
| school_tradition = [[Sofisme]]
| main_interests = [[Dialektika]], [[Retorika]],
| influences = [[Empedokles]], [[Zeno]], [[Melissos]]
| influenced = [[Isokrates]], [[Plato]]
| notable_ideas =
}}
'''Gorgias''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk sebagai kaum [[sofis]]. Di antara kaum Sofis, hanya [[Protagoras]] yang lebih terkenal darinya.<ref name="Avey"></ref> Selain sebagai filsuf, ia terkenal di [[bidang retorika]].<ref name="Ted">{{en}}Ted Honderich (ed.). 1995. ''The Oxford Companion to Philosophy''.Oxford, New York: Oxford University Press. P. 323.</ref> Seperti kaum sofis lainnya, ia juga mengajar dan mengumpulkan murid-murid.<ref name="Audi"></ref>
Baris 17 ⟶ 38:
=== Retorika ===
[[Berkas:Isocrates pushkin.jpg|thumb|right|Isokrates, murid yang terkenal dari Gorgias]]
Setelah Gorgias mengarang karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", ia meninggalkan filsafat dan menekuni retorika.<ref name="Audi"></ref><ref name="Bertens"></ref> Menurut Gorgias, ia tidak mengajarkan suatu nilai tertentu.<ref name="Audi">{{en}}Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy''. Cambridge: Cambridge University Press. P. 752.</ref> Setiap manusia memiliki pandangan tentang nilai secara berbeda.<ref name="Audi"></ref> Misalnya, apa yang dianggap bernilai oleh laki-laki, dapat dianggap tidak bernilai bagi perempuan.<ref name="Audi"></ref> Karena itu, amatlah penting bagi seorang orator untuk dapat meyakinkan orang lain tentang suatu hal, sehingga orang lain mengikuti pendapat orator tersebut.<ref name="Audi"></ref> Inilah kekuatan terbesar yang dapat dimiliki manusia.<ref name="Audi"></ref> Dengan demikian, retorika adalah seni untuk meyakinkan orang lain.<ref name="Bertens"></ref> Hal itu ditunjang dengan gaya bahasa tertentu, serta pentingnya mengemukakan alasan-alasan yang tidak hanya menyentuh akal budi, tetapi juga hati pendengarnya.<ref name="Bertens"></ref> Sebagai contoh keberhasilan retorika, ia memakai tokoh [[Helen]] yang berhasil dipersuasi untuk meninggalkan [[Menelaus]] dan ikut dengan [[Jason]].<ref name="Audi"></ref>
|