Kultur jaringan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
20Lukianto (bicara | kontrib)
20Lukianto (bicara | kontrib)
Baris 24:
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan.<ref name=gunawan/> Hal yang paling esensial adalah wadah dan [[media tumbuh]] yang [[steril]].<ref name=ali/> Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan.<ref name=gunawan/> Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.<ref name=gunawan/> Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan [[gel]], seperti [[agar]].<ref name=gunawan/> Nutrisi dicampurkan pada agar.<ref name=gunawan/> Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di [[air]].<ref name=gunawan/> Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.<ref name=gunawan/>
 
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.{{fact}}<ref name=khan> Khan IA, Shaw JJ. 1988. Biotechnology in Agriculture. Punjab. Agric. Res. Coordination Board Faisalabad, Pakistan. pp. 2.</ref> Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup.{{fact}}<ref name=khan/> Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.{{fact}}<ref Walau demikian, metode ini memiliki tingkat kerumitan pelaksanaan yang tinggi.{{fact}} Selain itu, biaya yang diperlukan untuk melakukan kultur jaringan cenderung lebih mahal daripada teknik budidaya lainnya.{{fact}}name=khan/>
 
==Lihat pula==