Revisi per 14 Mei 2010 10.46 sunting Hand15 (bicara \| kontrib) Peninjau otomatis 3.977 suntingan Tidak ada ringkasan suntingan ← Revisi sebelumnya		Revisi per 21 Juni 2010 04.18 sunting balikkan AABot (bicara \| kontrib) Bot, Pengecualian blokir IP 914.349 suntingan k bot kosmetik perubahan Revisi selanjutnya →
Baris 5: Model-model [[nukleosintesis big bang]] menganjurkan bahwa jumlah [[deuterium]] terlalu banyak untuk tetap konsisten seiring laju perluasan alam semesta dan oleh karenanya terdapat hal penting yang besar di dalam proses yang dapat menghasilkan [[deuterium]] setelah terjadinya big bang. Spalasi sinar kosmis teramati sebagai proses yang mungkin menghasilkan deuterium. Pada gilirannya, spalasi tidak dapat menghasilkan banyak deuterium, dan deuterium ekses di alam semesta dapat dijelaskan dengan mengasumsikan keberadaan [[materi gelap]] non-[[barion~~\|barionik~~]]ik. Bagaimanapun, pengkajian spalasi menunjukkan bahwa spalasi dapat menghasilkan lithium, berilium, dan boron, dan sebenarnya isotop-isotop ini mendominasi inti-inti atom sinar kosmis bila dibandingkan dengan atmosfer matahari (sedangkan H dan He ada dalam perbandingan primordial di dalam sinar kosmis). [[Isotop]]-isotop [[aluminum]], [[karbon]] ([[karbon-14]]), tritium, [[klor]], [[yodium]], dan [[neon]], juga terbentuk melalui spalasi sinar kosmis. Baris 25: [[en:Cosmic ray spallation]] [[es:Espalación de rayos cósmicos]] [[ko:우주선 파쇄]]▼ [[ja:宇宙線による核破砕]] ▲[[ko:우주선 파쇄]] [[zh:宇宙射線散裂]]

Spalasi sinar kosmik: Perbedaan antara revisi