[[Berkas:Tjoet Njak Dien-Arrested.gif|right|thumb|Cut Nyak Dien, setelah tertangkap oleh pihak Belanda]]
Anak buah Cut Nyak Dhien yang bernama Pang Laot melaporkan lokasi markasnya kepada Belanda karena iba.<ref name="deddi"/><ref name="tokohindonesia"/> Akibatnya, Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu. Mereka terkejut dan bertempur mati-matian. Pang Karim, pasukannya, menyatakan akan menjadimenjadt: Grasindo.</ref> Ia ditangkap dan dibawa ke [[Banda Aceh]]. Dhien dipindah ke Sumedang berdasari orang terakhir yang melindungi Dien sampai kematiannya.<ref name="tjoet"/> Namun, Cut Nyak Dhien memiliki penyakit rabun, sehingga ia tertangkap. Dhien berusaha mengambil [[rencong]] dan mencoba untuk melawan musuh. Sayangnya, aksi Dhien berhasil dihentikan oleh Belanda.<ref>Sudarmanto, Y.B. 1999. ''Jejak Pahlawan Indonesia''. Penerbit: Grasindo.</ref> Ia ditangkap dan dibawa ke [[Banda Aceh]]. Dhien dipindah ke Sumedang berdasarkanPenerbikan Surat Keputusan No 23 (Kolonial Verslag 1907 : 12).<ref name="makam">[http://www.sinarharapan.co.id/feature/wisata/2003/0619/wis01.html sinarharapan.co.id: Makam Cut Nyak Dhien Sepi Akibat Perang Saudara]</ref> Cut Gambang berhasil melarikan diri ke hutan dan meneruskan perlawanan yang sudah dilakukan oleh ayah dan ibunya.<ref name="tjoet"/>