Dalam pengembangannya, ditemukan berbagai hambatan untuk meningkatkan [[produktivitas]] ayam kampung yang relatif rendah <ref>Darwati.2000. Produktivitas Ayam Kampung, Pelung dan Resiprokalnya.Jurnal penelitian IPB.</ref> Hal ini terkait dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional, pakan yang diberikan masih seadanya, dan belum terlaksananya sistem pengendalian penyakit dengan baik <ref>Darwati.2000. name="Produktivitas Ayam Kampung, Pelung dan Resiprokalnya.Jurnal penelitian IPB."></ref>Hambatan-hambatan ini menjadi kendala dalam pengembangan ternak ayam kampung di pedesaan <ref>Darwati.2000. name="Produktivitas Ayam Kampung, Pelung dan Resiprokalnya.Jurnal penelitian IPB."></ref> Dalam pembudidayaan ayam kampung, permasalahan yang sering ditemui adalah penyediaan [[bibit]] ayam kampung unggul <ref>Darwati.2000. name="Produktivitas Ayam Kampung, Pelung dan Resiprokalnya.Jurnal penelitian IPB."></ref> Dalam pencarian calon bibit unggul, selain didasarkan dari tampilan luarnya, juga seleksi ayam kampung yang berbasis konsep pemuliaan ternak, sehingga diperoleh bibit [[unggul]], yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas ternak <ref>Darwati.2000. name="Produktivitas Ayam Kampung, Pelung dan Resiprokalnya.Jurnal penelitian IPB."></ref>
Ciri-ciri bibit unggul ayam, yaitu<ref name="Ilmu Peternakan Umum">Wiharto. 1991. Ilmu Peternakan Umum. Malang: Nuffic Universitas Brawijaya Malang.</ref>: