Limbah minyak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
43Rambu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
43Rambu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
== Pengelolaan Limbah Minyak Bumi ==
Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan aspek kegiatan yang beresiko.<ref name="iecIec"> [http://www.iec.co.id/bioremediasi1.html Perbaikan Lahan Terkontaminasi Minyak Bumi secara Bioremidiasi], ''iecIec''. Diakses pada 26 Mei 2010.</ref> Kegiatan tersebut dapat menumpahkan minyak melalui distribusi/pengangkutan [[minyak bumi]] dengan menggunakan transportasi air, [[transportasi darat]], [[marine terminaterminal]]l/pelabuhan khusus minyak bumi, perpipaan, eksplorasi dan eksploitasi migas lepas pantai ''(floating production storage offloading, floading storage offloading)''.<ref name="iecIec"/> Setiap tahun kebutuhan minyak bumi terus mengalami peningkatan seiring dengan tingginya kebutuhan energi sebagai akibat kemajuan [[teknologi]] dan kebutuhan hidup [[manusiAmanusia]], sehingga potensi pencemaran oleh minyak bumi juga meningkat.<ref name="iecIec"/> Tumpahan minyak dan kebocoran pipa dalam jumlah tertentu dengan luas dan kondisi tertentu, apabila tidak dikendalikan atau ditanggulangi dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan oleh minyak.<ref name="iecIec"/> Hal ini menyebabkan kualitas lingkungan menurun.<ref name="iecIec"/> Pencemaran lingkungan oleh minyak telah menimbulkan masalah.<ref name="iecIec"/> Penelitian di [[Jerman]] menunjukkan bahwa 0,5 – 0,75 ton minyak hilang untuk setiap 1000 ton minyak yang dihasilkan.<ref name="iecIec"/> Kehilangan tersebut terjadi selama proses produksi dan pengilangan sebesar 0,1 ton, selama pengangkutan sebanyak 0,1 ton dan kehilangan terbesar 0,4 ton terjadi selama penyimpanan.<ref name="iecIec"/> Kehilangan minyak ini menyebabkan terjadi pencemaran di [[lingkungan]] sekitarnya.<ref name="iecIec"/> Tanah yang terkontaminasi minyak tersebut dapat merusak lingkungan serta menurunkan estetika.<ref name="iecIec"/> Selain itu, tanah yang terkontaminasi limbah minyak dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan '''Kep. Men LH 128 Tahun 2003'''.<ref name="iecIec"/> Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan dan pengolahan terhadap tanah yang terkontaminasi minyak.<ref name="iecIec"/> Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penyerapan minyak kedalam tanah.<ref name="iecIec"/> Cara pengolahan limbah minyak dan tanah yang terkontaminasi oleh minyak bumi adalah pengolahan secara biologis yang meliputi [[landfarming]], [[biopile]] dan [[composting]].<ref name="b3B3.menlhMenlh"> [http://b3.menlh.go.id/kegiatan/article.php?article_id=73 Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya Beracun], ''beB3.menhlMenhl''. Diakses pada 23 Mei 2010.</ref> Tata cara dan persyaratan teknisnya telah diatur dalam '''Kepmen LH No 128 tahun 2003'''.<ref name="b3B3.menlhMenlh"/> Limbah yang akan diolah dengan metode biologis harus dianalisa terlebih dulu kandungan minyak atau '''Total Petroleum Hydrocarbon (TPH)''' (total logam berat).<ref name="b3B3.menlhMenlh"/> Konsentrasi maksimum TPH awal sebelum proses pengolahan biologis tidak lebih dari 15%, sedangkan nilai akhir hasil akhir pengolahannya adalah TPH 10.000 mg/kg.<ref name="b3B3.menlhMenlh"/>
 
=== Landfarming ===
[[Berkas:BioEx2.jpg|thumb|250px|Proses landfarming]]
Landfarming sering juga disebut dengan ''landtreatment'' atau ''landapplication''.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"> [http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/09/x-bioremediasi-tanah.pdf Bioremidiasi Tanah], ''sumarsih07Sumarsih07''. Diakses pada 25 Mei 2010.</ref> Cara ini merupakan salah satu teknik [[bioremediasi]] yang dilakukan di permukaan tanah.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Prosesnya memerlukan kondisi aerob (memerlukan olsigen), dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Teknik bioremediasi insitu umumnya diaplikasikan pada lokasi tercemar ringan, lokasi yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik kontaminan yang [[volatil]].<ref name="iecIec"/> Bioremediasi eksitu merupakan teknik bioremediasi dimana lahan atau air yang terkontaminasi diangkat, kemudian diolah dan diproses pada lahan khusus yang disiapkan untuk proses bioremediasi.<ref name="iecIec"/> Landfarming merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan dan banyak digunakan karena tekniknya sederhana.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu kondisi lingkungan, sarana, sasaran, biaya, kondisi lingkungan, kondisi tanah yang tercemar, pencemar, dan pelaksanaan teknik landfarming.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/>
* Tanah Tercemar
Untuk lokasi penerapan, tanah hendaknya memiliki konduktivitas [[hidrolik]] sedang seperti [[lanau]] (loam) atau lanau kelempungan (loamy clay). Apabila diterapkan pada tanah lempung dengan kandungan clay lebih dari 70% akan sulit dilaksanakan. Hal ini disebabkan sifat lempung yang mudah mengeras apabila terkena air. Kegiatan landfarming dapat dilakukan secara eksitu maupun insitu. Namun bila letak tanah tercemar jauh diatas muka air (water table) maka landfarming dapat dilakukan secara insitu.
Baris 38:
=== Biopile ===
[[Berkas:Proses biopile.jpg|thumb|250px|Proses biopile]]
Teknik biopile merupakan pengembangan dari teknik pengomposan. [[Biopile]] merupakan salah satu teknik bioremediasi eksitu yang dilakukan di permukaan tanah.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Teknik ini juga disebut sebagai ''aerated compost pile''.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Oleh karena aerasi pada [[pengomposan]] terjadi secara alami, sedangkan pada biopile menggunakan pompa untuk menginjeksikan [[oksigen]] ke dalam tumpukan tanah tercemar yang diolah.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Proses biodegradasi dipercepat dengan optimasi pasokan oksigen, pemberian nutrien dan mikroba serta pengaturan kelembaban.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Biopile merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarming.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Pada teknik landfarming, aerasi diberikan dengan cara membajak tanah, sedangkan pada biopile aerasi menggunakan peralatan.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Pada biopile ada dua cara pemberian aerasi.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Pertama dengan pompa penghisap untuk memasukkan oksigen dari udara ke lapisan tanah, dan yang kedua menggunakan '' blower'' untuk menginjeksikan udara ke dalam tanah.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/>
* Teknis pelaksanaan biopile
Secara umum dilakukan pencampuran bahan terlebih dahulu, kemudian diproses dan hasil proses biopile dilakukan revegetasi.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Urutan proses biopile adalah sebagai berikut:<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/>
# Diberi aerasi menggunakan pipa-pipa.
# Diberi [[mikroba]] pendegradasi bahan pencemar.
Baris 50:
 
=== Composting ===
[[Berkas:Composting together.jpg|thumb|left|200px|Proses composting]]
Bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah terombak, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Bahan organik yang dicampurkan dapat berupa [[limbah pertanian]], [[sampah organik]], atau limbah gergajian.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Untuk mempercepat perombakan diberi [[pupuk N]], [[pupuk P]], atau nutrien anorganik lain.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Bahan yang telah dicampur sering ditumpuk membentuk barisan yang memanjang, yang disebut ''windrow''.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Selain itu dapat juga ditempatkan dalam wadah
yang luas dan diberi aerasi, khusus untuk bahan yang tercemari bahan kimia berbahaya.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Aerasi diberikan melalui pengadukan secara mekanis atau menggunakan alat khusus untuk memberikan aerasi.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Kelembaban bahan campuran tetap dijaga.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Setelah diinkubasikan terjadi pertumbuhan mikroba, dan suhu tumpukan meningkat mencapai 50-60<sup>0</sup>C.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Meningkatnya suhu dapat meningkatkan perombakan bahan oleh mikroba.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Metode composting telah digunakan misalnya untuk mengatasi tanah yang terkontaminasi [[klorofenol]].<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/> Pada skala lapangan menunjukkan bahwa dengan metode ini dapat menurunkan konsentrasi bahan peledak [[TNT]], [[RDX]], dan [[HMX]] dalam sedimen yang tercemar oleh bahan-bahan tersebut.<ref name="sumarsih07Sumarsih07"/>
{{clear}}
== Referensi ==