Teologi Minjung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
58Ranto (bicara | kontrib)
58Ranto (bicara | kontrib)
Baris 9:
 
== Isi ==
Teologi Minjung tumbuh dari perjuangan para minjung dalam menuntut keadilan agar dapat menjadi penentu nasibnya sendiri.<ref name="Doug">Douglas J. Elwood, Teologi Kristen Asia; tema-tema yang tampil ke permukaan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006),hal. Hal 356-357.</ref> Teologi Minjung berangkat dari pengalaman orang-orang Kristen di [[Korea Selatan]] dalam perjuangan untuk meraih keadilan sosial mereka di dalam masyarakat.<ref name="Doug"/> Teologi ini menjadi upaya untuk merumuskan pergumulan rakyat jelata yang sudah lama tertindas dan hidup dalam penderitaan.<ref name="Doug"/>
 
Teologi ini memakai nama Minjung ketika para teolog, pekerja muda, mahasiswa, imam dan pastor, mengadakan pertemuan dan saling bercerita satu sama lain.<ref name="Sam"/> Teologi Minjung menjadi himpunan dan artikulasi refleksi terhadap rakyat, perkerja remaja perempuan yang menderita di pabrik, petani, mahasiswa yang diseret dalam pengedilan militer, para profesor dan wartawan yang diculik.<ref name="Sam">Samuel Amirtham. John S. Pobee, Teologi Oleh Rakyat; refleksi tentang berteologi dalam jemaat, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993),. hal36Hal 36.</ref> Teologi minjung berangkat dari sejarah kebudayaan dan religi rakyat.<ref name="Sam"/> Teologi Minjung bukan hanya menjadi teologi politis, tetapi juga teologi rakyat.<ref name="Sam"/>
 
Unsur-unsur kebudayaan dan sejarah Korea menjadi ciri khas yang digunakan dalam teologi ini dalam menginterpretasikan [[Iman Kristen]].<ref name="Christian"/> Kata kunci dari Minjung adalah istilah ''han'', penderitaan tanpa kuasa dan untuk membebaskan diri dari penderitaan tersebut.<ref name="Christian"/> Tujuan dari teologi Minjung menjadikan [[Injil Kristus]] sebagai harapan Minjung untuk memperjuangkan keadilan, [[persekutuan]] dan kedamaian, yang adalah [[unsur mesianik]] yang diproklamasikan [[Kristus]].<ref name="Christian"/>
 
Teologi Minjung mengarah pada perpekstif kesamaan dalam kehidupan yang sederajat.<ref name="Sugi"/> Pandangan penganut teologi Minjung mencoba memahami Alkitab dalam memperlalukan manusia secara setara.<ref name="Sugi"/> Hal ini dicerminkan dari pemaknaan Injil Markus 1:22 "Ia menjauhkan diri-Nya, malainkan Ia makan dan minum bersama dengan Minjung."<ref name="Sugi">R.S. Sugirtharajah, Wajah Yesus di Asia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),hal. Hal 262.</ref>
 
Yesus berhubungan dan hidup bersama dengan orang yang tertindas dan miskin atau dalam konteks Korea disebut sebagai Minjung".<ref name="Christian"/> Yesus tidak menjauhkan diri-Nya dari rakyat yang tertindas atau minjung. Yesus makan dan minum bersama dengan orang yang tertindas.<ref name="Sugi"/> Injil Markus 1:22, melaporkan bahwa banyak orang senantiasa tinggal dan bersama-Nya.<ref name="Sugi"/> Orang banyak tersebut disebut ''[[Oklos]]''. ''[[Oklos]]'' berarti mereka yang berhimpun di sekitar Yesus atau mereka ikut dalam kiprah Yesus.<ref name="Sugi">R.S. Sugirtharajah, Wajah Yesus di Asia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),hal. Hal 262.</ref>
 
== Alkitab sebagai skema sejarah ==