Limbah minyak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 5:
[[Berkas:Pembersihan minyak.jpg|thumb|200px|Pembersihan minyak di pantai]]
Limbah minyak dapat menyebabkan [[pencemaran]] laut.<ref name="laut">Saktiyono. IPA BIOLOGI, Jilid 1. Jakarta, ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235. Hal 159.</ref>. Laut merupakan jalur [[lalu lintas]] [[kapal]] yang ramai.<ref name="laut"/> Oleh karena itu, seringkali [[bahan bakar]] minyak dan [[pelumas]] dari kapal tumpah ke laut.<ref name="laut"/> Kecelakaan kapal [[tanker]] yang membawa minyak merupakan penyebab utama pencemaran minyak di laut.<ref name="laut"/> Pencemaran minyak di laut, berpengaruh langsung terhadap [[biota]] di laut, yaitu mematikan biota laut itu sendiri.<ref name="laut"/> Selain itu, secara tidak langsung berpengaruh terhadap [[organisme]] yang hidup di [[darat]], misalnya [[manusia]] akan terganggu kesehatannya bila memakan [[ikan]] atau [[kerang]] yang sudah tercemar.<ref name="laut"/> Adanya limbah minyak akan menutupi permukaan laut sehingga [[pitoplankton]] terlapisi minyak.<ref name="laut"/> Pencemaran minyak ini juga menyebabkan [[cahaya]] [[matahari]] tidak dapat menembus permukaan laut, sehingga [[fotosintesis]] pitoplankton terhenti.<ref name="laut"/> Pitoplankton merupakan [[produsen]] utama dari [[ekosistem]] laut.<ref name="laut"/> Jika jumlah pitoplankton menurun, maka [[populasi]] ikan, [[udang]], dan kerang juga akan menurun.<ref name="laut"/> Padahal hewan - hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki nilai [[ekonomi]] dan kandungan [[protein]] yang tinggi.<ref name="laut"/> Pencemaran limbah minyak di laut dapat ditanggulangi dengan beberapa cara, yaitu :<ref name="penanggulangan">Djamil, Agus.S. Al-Quran dan Lautan (2004). Jakarta, Arasy. Hal 22-24.</ref>
# Menghindari kebocoran minyak di laut, baik oleh kapal tanker maupun [[pengeboran]] minyak di [[pantai]].<ref name="penanggulangan"/>
# [[Sanksi]] yang tegas bagi pelaku pencemaran limbah minyak.<ref name="penanggulangan"/>
# Membersihkan minyak dengan cara [[bioremidiasi]].<ref name="penanggulangan"/> Bioremidiasi merupakan penggunaan [[mikroorganisme]] untuk membersihkan pencemaran. Sebagai contoh, beberapa jenis [[bakteri]] dapat mengkonsumsi minyak jika diberi makan dengan sumber [[gula]].<ref name="penanggulangan"/> Menurut hasil penelitian '''Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia''' [[(LIPI)]] dengan '''National Institute of Technology and Evaluation''' (NITE) [[Jepang]] di [[Jakarta]], telah ditemukan 182 [[spesies]] dan 53 [[genus]] baru di tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi rute utama kapal tanker, yaitu [[selat malaka]], [[selat sunda]], dan [[selat lombok]].<ref name="penanggulangan"/> Pencemaran limbah minyak yang kerap dilakukan oleh berbagai tanker di laut, ternyata bisa diuraikan oleh [[mikrobakteri]] yang hidup bebas di laut.<ref name="penanggulangan"/>
# Membuat penghalang [[mekanik]], sehingga air laut yang tercemar minyak tidak mencapai [[pantai]].<ref name="penanggulangan"/> Kemudian dilakukan penyedotan terhadap tumpahan minyak tersebut.<ref name="penanggulangan"/>
{{clear}}
== Pencemaran dan Penanggulangan Limbah Minyak Goreng ==
[[Minyak]] goreng yang saat ini banyak tersedia dan mudah didapat adalah minyak dari [[sawit]] dan [[kelapa]]<ref name ="goreng">Wolke, Robert.L. Kalo Einstein jadi Koki: sains di balik urusan dapur (2006). Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Hal 94.</ref> Namun minyak goreng bukanlah produk yang habis saat digunakan.<ref name ="goreng"/> Akibatnya, semakin banyak minyak goreng yang digunakan, maka semakin banyak limbah minyak goreng yang dihasilkan.<ref name ="goreng"/> Limbah minyak goreng dapat membentuk lapisan lengket yang sangat tebal di tempat- tempat penimbunan [[sampah]].<ref name ="goreng"/> Pencemaran limbah minyak goreng dapat ditanggulangi dengan cara mengurangi, membuang dan mengatasi limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan.<ref name ="goreng"/> Beberapa cara penanggulangan limbah minyak goreng adalah:<ref name ="goreng"/>
# Mengurangi penggunaan minyak goreng. Keuntungan yang didapatkan jika mengurangi penggunaan minyak goreng adalah [[tubuh]] menjadi [[sehat]] dan mengurangi penimbunan limbah minyak goreng.<ref name ="goreng"/>
# Menggunakan peralatan masakan yang hemat minyak goreng.<ref name ="goreng"/>
# Menghindari membuang minyak goreng ke saluran atau badan [[air]], karena minyak goreng tersebut dapat membeku dan menyumbat saluran.<ref name ="goreng"/> Selain itu, limbah tersebut juga dapat mencemari air sehingga mengganggu ekosistem air yang ada.<ref name ="goreng"/>
# Melakukan [[daur ulang]] limbah minyak goreng.<ref name ="goreng"/> Limbah minyak goreng dapat dijadikan bahan campuran untuk membuat bahan bakar [[biodiesel]], [[sabun]], [[cat]], dan pakan [[hewan]].<ref name ="goreng"/>
== Pengelolaan Limbah Minyak Bumi ==
Baris 24:
Landfarming sering juga disebut dengan ''landtreatment'' atau ''landapplication''.<ref name="Sumarsih07"> [http://sumarsih07.files.wordpress.com/2008/09/x-bioremediasi-tanah.pdf Bioremidiasi Tanah], ''Sumarsih07''. Diakses pada 25 Mei 2010.</ref> Cara ini merupakan salah satu teknik [[bioremediasi]] yang dilakukan di permukaan tanah.<ref name="Sumarsih07"/> Prosesnya memerlukan kondisi aerob (memerlukan olsigen), dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu.<ref name="Sumarsih07"/> Teknik bioremediasi insitu umumnya diaplikasikan pada lokasi tercemar ringan, lokasi yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik kontaminan yang [[volatil]].<ref name="Iec"/> Bioremediasi eksitu merupakan teknik bioremediasi dimana lahan atau air yang terkontaminasi diangkat, kemudian diolah dan diproses pada lahan khusus yang disiapkan untuk proses bioremediasi.<ref name="Iec"/> Landfarming merupakan teknik bioremediasi yang telah lama digunakan dan banyak digunakan karena tekniknya sederhana.<ref name="Sumarsih07"/> Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini, yaitu kondisi lingkungan, sarana, sasaran, biaya, kondisi lingkungan, kondisi tanah yang tercemar, pencemar, dan pelaksanaan teknik landfarming.<ref name="Sumarsih07"/>
* Tanah Tercemar
Untuk lokasi penerapan, tanah hendaknya memiliki konduktivitas [[hidrolik]] sedang seperti [[lanau]] (loam) atau lanau kelempungan ''(loamy clay)''.<ref name="Sumarsih07"/> Apabila diterapkan pada tanah lempung dengan kandungan clay lebih dari 70% akan sulit dilaksanakan.<ref name="Sumarsih07"/> Hal ini disebabkan sifat lempung yang mudah mengeras apabila terkena air.<ref name="Sumarsih07"/> Kegiatan landfarming dapat dilakukan secara eksitu maupun insitu.<ref name="Sumarsih07"/> Namun bila letak tanah tercemar jauh diatas muka air ''(water table)'' maka landfarming dapat dilakukan secara insitu.<ref name="Sumarsih07"/>
* Pencemar
Pencemar yang tersusun atas bahan yang mempunyai penguapan rendah masih sesuai untuk ditangani secara labdfarming.<ref name="Sumarsih07"/> Bahan pencemar yang mudah menguap tidak cocok menggunakan teknik ini karena dilakukan secara terbuka.<ref name="Sumarsih07"/> Sebaiknya kandungan TPH dibawah 10%.<ref name="Sumarsih07"/>
* Kemungkinan pelaksanaan
Kemudahan kerja diantaranya apabila tersedia lahan, alat berat untuk menggali dan meratakan tanah, serta kondisi lingkungan yang mendukung.<ref name="Sumarsih07"/> Apabila ini dipenuhi, maka memungkinkan untuk diterapkan teknik landfarming secara eksitu.<ref name="Sumarsih07"/>
* Kondisi lingkungan
[[Iklim]] di lingkungan tempat kegiatan landfarming sangat mempengaruhi proses.<ref name="Sumarsih07"/> Panas yang terik dapat mengakibatkan tanah cepat mengering, maka kelembaban harus selalu dijaga dengan penyiraman.<ref name="Sumarsih07"/> Sebaliknya pada musim hujan, tanah menjadi terlalu jenuh air, sehingga menghambat [[biodegradasi]] pencemar karena [[aerasi]] terhambat.<ref name="Sumarsih07"/>
* Sarana
Sarana yang harus disediakan adalah lahan pengolah, pengendali limpahan air, pengendali resapan, dan sarana pemantau.<ref name="Sumarsih07"/> Lahan pengolah untuk menampung tanah tercemar dan tempat pengolahan landfarming dilaksanakan.<ref name="Sumarsih07"/> Pengendali limpahan air, terutama berfungsi saat [[musim hujan]], untuk menjaga kemungkinan terjadinya pencemaran baru akibat limpahan air tercampur polutan.<ref name="Sumarsih07"/> Pengendali resapan terletak di dasar lahan pengolah, biasanya berupa lapisan clay yang dipadatkan sampai bersifat kedap air (liner).<ref name="Sumarsih07"/> Pengendali yang lebih baik adalah lapisan [[plastik]] [[geomembran HDPE]] (High Density Polyethylene).<ref name="Sumarsih07"/> Sarana pemantau berupa alat pemantau [[gas]], [[udara]], [[cuaca
* Teknis pelaksanaan landfarming
Apabila dilaksanakan secara eksitu, tanah tercemar yang diambil dari lokasi yang tercemar dibersihkan terlebih dahulu dari batu-batu dan bahan lain.<ref name="Sumarsih07"/> Selanjutnya tanah dicampur dengan nutrien dan pHnya diatur.<ref name="Sumarsih07"/> Penambahan nutrient juga disebut [[biostimulation]]. Pada jenis tanah tertentu, perlu ditambahkan bahan penyangga berupa serbuk gergaji, kompos, atau bahan organik lain untuk meningkatkan porositas dan konduktivitas hidrolik.<ref name="Sumarsih07"/> Setelah tercampur, tanah ditebarkan di lahan pengolah. Hamparan tanah selalu dijaga kelembabannya agar kandungan air kurang lebih 15%.<ref name="Sumarsih07"/> Secara periodik, lapisan tanah dibajak agar tanah mendapat aerasi yang cukup. Apabila diperlukan pada periode tertentu, juga diberi nutrisi agar proses biodegradasi cepat berlangsung.<ref name="Sumarsih07"/> Selain penambahan nutrien, juga dapat ditambah [[inokulum mikroba]].<ref name="Sumarsih07"/> Nutrien umumnya adalah pupuk NPK/[[urea]] dan sumber karbon yang mudah didegradasi.<ref name="Sumarsih07"/> Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai 49% Selama kegiatan landfarming, secara periodik dilakukan monitoring untuk mengamati kandungan pencemar, aktivitas mikroba, dan pengaruhnya terhadap lingkungan.<ref name="Sumarsih07"/> Dari data hasil monitoring dapat diketahui waktu penyelesaian proses landfarming.<ref name="Sumarsih07"/>
=== Biopile ===
Baris 41:
* Teknis pelaksanaan biopile
Secara umum dilakukan pencampuran bahan terlebih dahulu, kemudian diproses dan hasil proses biopile dilakukan revegetasi.<ref name="Sumarsih07"/> Urutan proses biopile adalah sebagai berikut:<ref name="Sumarsih07"/>
# Diberi [[aerasi]] menggunakan pipa-pipa (proses memasukkan udara atau oksigen murni kedalam air).<ref name="Sumarsih07"/>
# Diberi [[mikroba]] pendegradasi bahan pencemar.<ref name="Sumarsih07"/>
# pH diatur dengan pemberian kapur.<ref name="Sumarsih07"/>
# Diberi tambahan nutrien NPK/pupuk urea.<ref name="Sumarsih07"/>
# Diberi [[bulking agent]] (zat aditif untuk menggemburkan tanah).<ref name="Sumarsih07"/>
# Diberi tanah pencampur untuk menurunkan kandungan bahan pencemar.<ref name="Sumarsih07"/>
# Dari hasil uji dapat menurunkan TPH sampai dibawah 1% dalam waktu 1 bulan.<ref name="Sumarsih07"/>
=== Composting ===
|