Empat puluh tujuh Ronin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
terjemahan dari ja:
 
Midori (bicara | kontrib)
Baris 11:
 
== Garis besar peristiwa ==
[[Image:MatsuNoORoka.jpg|thumb|right|200px|Bekas lokasi gedung Matsu no Ōrōka di [[Istana Edo]] ]]
Pada tanggal 14 Maret [[1701]], [[Asano Naganori|Asano Takumi no Kami]] bertengkar dengan pejabat tinggi (Kōke) bernama [[Kira Yoshihisa|Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa]] dan melukainya dengan [[wakizashi]] di ruangan bernama Matsu no Ōrōka (tempat berkumpul [[daimyo]]) di dalam [[Istana Edo]]. [[Tokugawa Tsuneyoshi]] yang menjabat [[Shogun|Seii Taishogun]] menjadi sangat marah atas peristiwa penyerangan dengan benda tajam yang terjadi di lingkungan istana dan memerintahkan Asano Takumi no Kami untuk melakukan [[seppuku]] pada hari yang sama. Hukuman juga dijatuhkan terhadap keluarga Asano Takumi no Kami (klan Akō Asano) dalam bentuk pencabutan semua wilayah kekuasaan klan Akō Asano di Akō, sehingga para pengikutnya harus menjadi [[ronin]]. Kira Kōzuke no Suke Yoshihisa yang juga terlibat dalam peristiwa ini justru tidak mendapat hukuman apa-apa.
 
Baris 26:
Sebelum memutuskan hasil pertemuan, Ōishi Kuranosuke menguji kembali niat balas dendam para ronin. Ōishi Kuranosuke menawarkan untuk mengembalikan semua surat sumpah kepada masing-masing ronin dan menganggapnya sebagai tidak pernah ada. Hampir separuh dari para ronin yang ingin melakukan balas dendam kemudian berubah pikiran terutama para ronin yang yang berpenghasilan tinggi. Rencana pembunuhan balas dendam hanya dibicarakan dengan para ronin yang menolak pengembalian surat sumpah. Pada akhirnya, jumlah ronin yang berniat melakukan pembunuhan balas dendam menciut menjadi tinggal 47 orang.
 
[[Gambar:Honjomatsuzakacho_park.jpg|thumb|200px|right|Lokasi rumah kediaman Kira Kōzuke no Suke]]
Dini hari pada tanggal [[15 Desember]] [[1702]], 47 ronin menyerbu masuk ke rumah kediaman Kira Kōzuke no Suke yang berada di Honjo [[Taman Honjo Matsuzaka-chō|Matsuzaka]] dan Kira Kōzuke no Suke berhasil dibunuh. Kawanan 47 ronin membawa pulang penggalan kepala Kira Kōzuke no Suke dan mempersembahkannya di atas makam Asano Takumi no Kami yang terletak di kuil [[Sengakuji]]. Kawanan 47 ronin lalu memberitahu sang majikan di alam sana bahwa pembalasan dendam telah berhasil.
 
Salah seorang ronin yang bernama [[Terasaka Nobuyuki]] memisahkan diri dari kelompok, sehingga kawanan ronin menjadi hanya berjumlah 46 orang.
 
Setelah itu, Ōishi Kuranosuke menyerahkan diri dan pasrah atas semua hukuman yang bakal dijatuhkan pemerintah Bakufu. Pemerintah Bakufu menitipkan para ronin di rumah 4 orang [[daimyo]]. Dalam sekejap, para ronin yang berhasil membunuh Kira Kōzuke no Suke menjadi terkenal di kota Edo. Penduduk Edo menyebutmemuji-muji parakelompok ronin sebagai '''samurai yang setia''' (''gishi'') karena berhasil menuntaskan kewajiban sebagai teladanbentuk kesetiaan terhadap sang majikan. Walaupun demikian, perbuatan para ronin membentuk kelompok tanpa seizin pemerintah Bakufu dan melaksanakan pembunuhan balas dendam merupakan kejahatan yang hukumannya adalah hukuman mati.
 
Pemerintah shogun [[Tokugawa Tsuneyoshi]] yangselalu selalumenekankan mementingkanpentingnya arti kesetiaan bagidi kalangan para perwira, menganggapsehingga nyawa para ronin perlu diampuni karena parapembunuhan roninyang membunuhdilakukan sebagaiadalah bentuk kesetiaan terhadapsamurai sangterhadap majikan. Dari segi hukum, perbuatan para ronin tetap merupakan kejahatan yang pantas menerima hukuman mati. Mayoritas pendapat meminta pengampunan nyawa para ronin yang dianggap hanya menjalankan kewajiban sebagai '''pengikut setia''' sang majikan. Shogun Tsuneyoshi merasa kuatir akan pecahnya pemberontakan akibat pemberian perlakuan khusus terhadap para ronin dengan mengabaikan hukum yang ada. Para ronin akhirnya diperintahkan untuk mati secara terhormat dengan melakukan [[seppuku]].
 
Pada tanggal [[4 Februari]]] [[1703]], 46 ronin dari Akō melakukan seppuku di halaman rumah kediaman para daimyo tempat mereka dititipkan.
 
Kekecewaan meluas di kalangan rakyat akibat cara pemerintah menyelesaikan kasus ini. Di kalangan rakyat lalu beredar cerita {{nihongo|Kanadehon Chūshingura|仮名手本忠臣蔵}} dalam bentuk kesenian ''Ningyō Jōruri'' ([[Bunraku]]). Cerita Kanadehon Chūshingura yang sekarang lebih dikenal sebagai {{nihongo|'''Chūshingura'''|忠臣蔵||kumpulan cerita pengikut yang setia}} sangat mengagungkan kesetiaan para ronin terhadap sang majikan. Penulis cerita menyamarkan nama-nama tokoh yang terlibat peristiwa Akō rōshi untuk menghindari sensor pemerintah Bakufu. Judul cerita Kanadehon Chūshingura juga mempunyai arti terselubung, kata "Kanadehon" sama artinya dengan angka 47. Kanadehon adalah buku berisi contoh untuk berlatih menulis aksara [[hiragana]] yang terdiri dari 47 aksara.
 
Kelompok ronin dari Akō dimakamkan di kuil [[Sengakuji]]. Sampai saat ini, setiap tahunnya di kuil Sengakuji dilangsungkan ''Gishisai'' (upacara kesetiaan) pada tanggal 14 Desember untuk memperingati malam penyerbuan para ronin.