Gapura Bajang Ratu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Penelitian dan pelestarian: mengganti foto |
pindahkan kutipan |
||
Baris 1:
[[Berkas:Bajang Ratu Gate Trowulan.jpg|right|thumb|225px|Gapura Bajang Ratu]]
'''Gapura Bajang Ratu''' atau juga dikenal dengan nama '''Candi Bajang Ratu''' adalah sebuah [[gapura]] / [[candi]] peninggalan [[Majapahit]] yang berada di [[Temon, Trowulan, Mojokerto|Desa Temon]], [[Trowulan, Mojokerto|Kecamatan Trowulan]], [[Kabupaten Mojokerto]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada [[abad ke-14]] dan adalah salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit. Menurut catatan [[Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala]] Mojokerto, candi / gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi [[bangunan]]
== Penamaan ==
"Bajang Ratu" dalam [[bahasa Jawa]] berarti "[[raja]] / [[bangsawan]] yang [[kecil]] / [[kerdil]] / [[cacat]]". Dari arti nama tersebut, gapura ini dikaitkan penduduk setempat dengan [[Raja]] [[Jayanegara]] ([[Majapahit#Raja-raja Majapahit|raja kedua Majapahit]]) dan tulisan dalam [[Serat]] [[Pararaton]], ditambah [[legenda]] masyarakat. Disebutkan bahwa ketika dinobatkan menjadi raja, [[usia]] Jayanegara masih sangat muda ("[[bujang]]" / "''bajang''") sehingga diduga gapura ini kemudian diberi sebutan "Ratu Bajang / Bajang Ratu" (berarti "Raja Cilik"). Jika berdasarkan [[legenda]] setempat, dipercaya bahwa ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di gapura ini dan mengakibatkan cacat pada tubuhnya, sehingga diberi nama "Bajang Ratu" ("Raja Cacat").
Sejarawan mengkaitkan gapura ini dengan [[Çrenggapura]] ([[Çri Ranggapura]]) atau [[Kapopongan]] di Antawulan (Trowulan), sebuah tempat suci yang disebutkan dalam [[Kakawin]] [[Negarakretagama]]: "Sira ta dhinarumeng Kapopongan, bhiseka ring crnggapura pratista ring antawulan", sebagai ''pedharmaan'' (tempat suci). Di situ disebutkan bahwa setelah meninggal pada tahun 1250 Saka (sekitar [[1328]] {{Masehi}}), tempat tersebut dipersembahkan untuk [[arwah]] Jayanegara yang wafat. Jayanegara di[[dharma]]kan di Kapopongan serta dikukuhkan di [[Antawulan]] ([[Trowulan]]). Penyebutan "Bajang Ratu" muncul pertama kali dalam ''[[Oundheitkundig Verslag]]'' (OV) tahun [[1915]].
== Struktur bangunan ==
Menurut buku [[Drs]] I.G. Bagus L Arnawa, dilihat dari bentuknya gapura atau candi ini merupakan bangunan pintu gerbang tipe "''[[paduraksa]]''" (gapura beratap). Secara fisik keseluruhan candi ini terbuat dari [[batu bata merah]], kecuali lantai tangga serta ambang pintu bawah dan atas yang dibuat dari batu [[andesit]]. Berdiri di ketinggian 41,49 m dpl, dengan orientasi mengarah timur laut-tenggara. Denah candi berbetuk segiempat, berukuran ± 11,5 ([[panjang]]) x 10,5 [[meter]] ([[lebar]]), [[tinggi]] 16,5 meter, lorong pintu masuk lebar ± 1,4 meter. <ref name="arnawa">I.G. Bagus Arnawa. 1998. "Mengenal Peninggalan Majapahit di Daerah Trowulan". Penerbit Koperasi Pegawai Republik Indonesia Purbakala Trowulan.</ref
Secara [[vertikal]] bangunan ini mempunyai 3 bagian: '''[[kaki]]''', '''[[tubuh]]''', dan '''[[atap]]'''. Mempunyai semacam sayap dan pagar tembok di kedua sisi. Kaki gapura sepanjang 2,48 meter. Struktur kaki tersebut terdiri dari bingkai bawah, badan kaki dan bingkai atas. Bingkai-bingkai ini hanya terdiri dari susunan sejumlah pelipit rata dan berbingkai bentuk genta. Pada sudut-sudut kaki terdapat hiasan sederhana, kecuali pada sudut kiri depan dihias relief menggambarkan cerita "''[[Kidung Sri Tanjung|Sri Tanjung]]''". Di bagian tubuh diatas ambang pintu ada relief hiasan "''[[kala]]''" dengan relief hiasan sulur suluran, dan bagian atapnya terdapat relief hiasan rumit, berupa [[kepala]] "''kala''" diapit [[singa]], relief [[matahari]], [[naga]] berkaki, [[kepala]] [[garuda]], dan relief bermata satu atau ''[[monocle cyclops]]''. Fungsi relief tersebut dalam kepercayaan budaya Majapahit adalah sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Pada sayap kanan ada relief cerita ''[[Ramayana]]'' dan pahatan binatang bertelinga panjang. <ref name="arnawa"/>
|