Petrus Kanisius Ojong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
k typo
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Baris 5:
Lahir di [[Bukittinggi]], [[25 Juli]] [[1920]], dengan nama Auw Jong Peng Koen. Ayahnya, Auw Jong Pauw, sejak dini giat membisikkan kata hemat, disiplin, dan tekun kepadanya. Auw Jong Pauw awalnya petani di [[Pulau Quemoy]] (kini wilayah [[Taiwan]]) yang kemudian merantau ke [[Sumatra Barat]].
 
Kelak Auw Jong Pauw menjadi juragan tembakau di [[Payakumbuh]], dan menghidupi keluarga besar 11 anak dari dua istri, istri pertama Auw Jong Pauw meninggal setelah melahirkan anak ke-7. Peng Koen anak sulung dari istri kedua. Saat Peng Koen kecil, jumlah mobil di Payakumbuh tak sampai sepuluh, salah satunya milik ayahnya.
 
Auw Jong Peng Koen juga berdisiplin tinggi dan serius, seperti dia tunjukkan saat bersekolah di [[Hollandsch Chineesche School]] (HCS, sekolah dasar khusus warga Tionghoa) Payakumbuh. Di masa ini, ia berkenalan dengan ajaran agama [[Katolik]]. Beberapa waktu kemudian, dia masuk Katolik dan mendapat nama baptis Andreas. Peng Koen kemudian sempat pindah ke HCS Padang, lalu melanjutkan ke [[Hollandsche Chineesche Kweekschool]].
Baris 15:
Semasa kuliah hukum, [[Oei Tjoe Tat]], rekan kuliah yang kemudian menjadi menteri negara di akhir masa pemerintahan [[Sukarno]], berkomentar, "Ia sering terlalu serius menanggapi segala hal. Kalau melucu, lelulonnya kering."
 
Mengenai nama keluarganya, nama Auwjong juga punya sejarah lucu. Lain dengan ayahnya yang menulis "Auw Jong" terpisah, Auw Jong Peng Koen justru menuliskan "Auwjong" versi sambung. Bulan Agustus [[1937]], saat memperkenalkan diri di depan teman-temannya di HCK, Auwjong Peng Koen menyebut namanya dengan aksen Sumatra Barat yang kental. Sampai ada teman sekelasnya mengira Peng Koen berkata ''ouwe jongen'' alias "perjaka tua".
 
==Buku==