Sinden: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Mengubah: en:Pesindhèn |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki [[Mujoko Joko Raharjo]] berasal dari kata "pasindhian" yang berarti yang kaya akan [[lagu]] atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut [[waranggana]] "[[wara]]" berarti seseorang berjenis kelamin wanita, dan "[[anggana]]" berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran ''[[wayang]]'' ataupun pentas ''[[klenengan]]''. Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan ''[[gendhing]]'' yang di sajikan baik dalam ''klenengan'' maupun pergelaran ''wayang''. Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti [[Banyumas]], [[Yogyakarta]], [[Sunda]], [[Jawa Timur]] dan daerah lainnya, yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun ''klenengan''. Sinden tidak hanya tampil solo (satu orang) dalam pergelaran tetapi untuk saat ini pada [[pertunjukan]] wayang bisa mencapai delapan hingga sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang sifatnya spektakuler.
[[Berkas:Sinden.jpg|thumb|Seorang sinden dari [[Solo]]]]
Pada pergelaran wayang zaman dulu, Sinden duduk di belakang [[Dalang]], tepatnya di belakang [[tukang]] [[gender]] dan di depan tukang [[Kendhang]]. Hanya seorang diri dan biasanya istri dari Dalangnya ataupun salah satu pengrawit dalam pergelaran tersebut. Tetapi seiring perkembangan zaman, terutama di era Ki [[Narto Sabdho]] yang melakukan berbagai pengembangan, Sindén dialihkan tempatnya menghadap ke penonton tepatnya di sebelah kanan Dalang membelakangi simpingan wayang dengan jumlah lebih dari dua orang.
|