Klakah, Lumajang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nur Hilmy (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Humboldt (bicara | kontrib)
pranala
Baris 14:
== Pariwisata ==
[[Berkas:Jaka apung Ranupakis 071013-0586 klk.jpg|thumb|left|220px|Ranu Pakis, dengan keramba jala pemeliharaan [[ikan nila]]. Samar-samar tertutup awan di belakang adalah Gunung Lamongan.]]
Terdapat tiga buah ranu (danau) vulkanik yang berada di sekitar lereng [[Gunung Lamongan]], yakni [[Ranu Pakis]], [[Ranu Klakah]] dan [[Ranu Bedali]]. Ranu Pakis digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat budidaya ikan air tawar. Ranu Klakah merupakan ranu yang berlatar belakang Gunung Klakah. Ranu Bedali merupakan Ranu yang terdapat di daerah cekungan, seolah-olah ranu ini berada di sebuah mangkuk besar. Ketiga Ranu tersebut membentuk segitiga, sehingga disebut dengan "Segitiga Ranu".
 
'''[[Gunung Lamongan]]'''. Terletak di sebelah timur Klakah, gunung ini merupakan tempat berkemah dan pendakian bagi para pecinta alam. Di lerengnya terdapat sebuah tempat untuk beristirahat bagi para pengunjung, sebelum melanjutkan pendakian ke puncak Gunung Lamongan. Masyarakat sekitar menyebut tempat itu dengan istilah Rumah '''Mbah Citro'''. Dari Klakah menuju 'Mbah Citro' dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Dari 'Mbah Citro' kita bisa melihat pemandangan kota [[Lumajang]] dari ketinggian, yang nampak lebih indah ketika malam hari. Bila siang terlihat pula panorama pantai selatan yang begitu eksotika. Dari '''Mbah Citro''' menuju puncak membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam. Di tengah rute terdapat sebuah ''watu gede'' ("Batu Besar") yang dijadikan tempat peristirahatan sementara sebelum melanjutkan pendakian ke puncak. Pendakian umumnya dilakukan pada malam hari, dengan perkiraan pagi hari sebelum matahari terbit telah sampai di puncak Gunung Lamongan. Keindahan matahari terbit dapat disaksikan dengan jelas dari puncak Gunung Lamongan.