Arsitektur dan peninggalan sejarah di Surakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-sholat +salat) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Sholat +Salat) |
||
Baris 98:
* Serambi, mempunyai semacam lorong yang menjorok ke depan (tratag rambat) yang bagian depannya membentuk kuncung.
* Ruang
* Pawestren, (tempat salat untuk wanita) dan Balai Musyawarah,
* Tempat ber[[wudhu]]
* Pagar Keliling, dibangun pada masa Sunan [[Paku Buwono VIII]] tahun [[1858]].
* Pagongan, terdapat di kiri kanan pintu masuk masjid, bentuk dan ukuran bangunan sama yaitu berbentuk pendapa yang digunakan untuk tempat [[gamelan]] ketika upacara [[Sekaten]] (Upacara Peringatan hari lahir [[Nabi Muhammad SAW]]).
* Istal dan garasi kereta untuk raja ketika
* Gedung PGA Negeri, didirikan oleh Susuhunan [[Paku Buwono X]] ([[1914]]) dan menjadi milik kraton.
* Menara Adzan, mempunyai corak arsitektur menara [[Kutab Minar]] di [[India]]. Didirikan pada tahun [[1928]].
Baris 124:
* Serambi: merupakan ruangan depan masjid dengan saka sebanyak 18 yang melambangkan umur [[Raden Mas Said]] (Mangkunagara I) ketika keluar dari Keraton Kasunan Surakarta untuk dinobatkan sebagai Adipati Mangkunagaran. Di serambi terdapat [[bedug]] yang bernama [[Kanjeng Kyai Danaswara]].
* Maligin: dibangun atas prakarsa Adipati [[Mangkunagara V]], digunakan untuk melaksanakan khitanan bagi putra kerabat Mangkunagaran. Sejak pemerintahan Mangkunagara VII Maligin diperkenankan untuk digunakan oleh Muhammadiyah sebagai tempat khitanan masyarakat umum.
* Ruang
* Pawasteren: merupakan bangunan tambahan yang dipergunakan untuk tempat salat khusus wanita.
* Menara: dibangun tahun [[1926]] pada masa Mangkunagara VII. Digunakan untuk menyuarakan [[adzan]], pada saat itu dibutuhkan 3-4 orang [[muadzin]] untuk adzan bersama-sama dalam menara ke 4 arah yang berbeda.
|