Malaysia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Membatalkan revisi 3520576 oleh 202.43.183.9 (Bicara) |
|||
Baris 163:
Kemerdekaan dicapai pada [[31 Agustus]] [[1957]] dengan nama [[Federasi Malaya]]. Singapura masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada [[16 September]] [[1963]], Federasi Malaya bersama-sama dengan koloni mahkota Britania, yaitu [[Sabah]] (Borneo Utara), [[Sarawak]], dan [[Singapura]], membentuk Malaysia. Kesultanan [[Brunei]], meski mulanya berminat menggabungi Federasi, menarik kembali rencana penyatuan itu karena adanya penentangan dari sebagian penduduk, juga dalih tentang pembayaran royalti minyak dan status Sultan di dalam perencanaan penyatuan.<ref>[[Majalah Time]]. [http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,870532,00.html Hurray for Harry]. Desember</ref><ref>[[Majalah Time]]. [http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,940146,00.html Fighting the Federation]. Desember</ref>
Tahun-tahun permulaan kemerdekaan diganggu oleh [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia|konflik dengan Indonesia]] yang dicetuskan oleh [[Soekarno]] melalui [[Dwi Komando Rakyat|Dwikora]] menyangkut pembentukan Malaysia karena dianggapnya tidak sesuai dengan ''Macapagal Plan'' dalam perjanjian ''Manila Accrord'',<ref>[http://untreaty.un.org/unts/1_60000/16/16/00030780.pdf United Nations Treaty Registered No. 8029 Manila Accord relating to the Macapagal Plan]</ref> keluarnya Singapura pada 1965 karena politik diskriminasi, dan pertikaian antar-ras di dalam [[Insiden 13 Mei]] pada 1969.<ref name="TIME Art" /><ref name="Race war">[[Majalah Time]]. [http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,900859,00.html Perang Ras di Malaysia]. Mei. Diakses pada Desember.</ref> [[Filipina]] juga membuat pengakuan aktif terhadap Sabah pada periode itu berdasarkan penyerahan sebagian wilayah Kesultanan Brunei, yakni bagian timur-utara kepada [[Kesultanan Sulu]] pada 1704
Setelah Insiden 13 Mei pada 1969, [[Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia|Kebijakan Ekonomi Baru]] yang kontroversial—upaya penaikan hasil bagi kue ekonomi [[bumiputra]] ("pribumi", yang menyertakan sebagian besar orang Melayu, tetapi tidak selalu penduduk asli) dibandingkan dengan kelompok suku lainnya—diluncurkan oleh Perdana Menteri [[Abdul Razak]]. Malaysia sejak saat itu memelihara kesetimbangan politik kesukuan yang lunak, dengan sistem pemerintahan yang memadukan pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan ekonomi dan politik yang menyokong keikutsertaan yang pantas dari semua ras.<ref name="New Economic Policy">[[Jomo Kwame Sundaram]]. [[United Nations Research Institute For Social Development|UNRISD]] [http://www.unrisd.org/80256B3C005BCCF9/(httpPublications)/A20E9AD6E5BA919780256B6D0057896B?OpenDocument&panel=seriespapers Kebijakan Ekonomi Baru dan Hubungan Antarsuku di Malaysia]. Diakses pada Desember.</ref>
|