Jati Agung, Lampung Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung,
Baris 5:
|luas=- km²
|penduduk=-
|pusat pemerintahan = desa Marga Agung
|kelurahan=-
|nama camat=-
|kepadatan=- jiwa/km²
Baris 18:
[[jv:Jati Agung, Lampung Kidul]]
[[ms:Jati Agung, Lampung Selatan]]
 
Berdasarkan Pasal 1 PP RI No 46 th 1999 tentang Pembentukan 6 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tk II Lampung Selatan dan Lampung Tengah dalam Wilayah Propinsi Daerah Tk I Lampung, yang diundangkan pada 26 Mei 1999; Pemerintah Pusat membentuk Kecamatan Jati Agung.Pasal 1
 
Ada pun Kecamatan Jati Agung meliputi wilayah :
a. Desa Marga Agung;
b. Desa Banjar Agung;
c. Desa Fajar Baru;
d. Desa Gedung Agung;
e. Desa Gedung Harapan;
f. Desa Jati Mulyo;
g. Desa Karang Anyar;
h. Desa Margo Dadi;
i. Desa Margo Kaya;
j. Desa Margo Lestari;
k. Desa Margo Mulyo;
l. Desa Purwotani;
m. Desa Rejo Mulyo;
n. Desa Sidodadi Asri;
o. Desa Sinar Rejeki;
p. Desa Sidoharjo;
q. Desa Sumber Jaya;
r. Desa Way Hui.
 
Wilayah Kecamatan Jati Agung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), semula merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Tanjung Bintang.
Dengan dibentuknya Kecamatan Jati Agung, maka wilayah Kecamatan Tanjung Bintang dikurangi dengan wilayah Kecamatan Jati Agung sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
 
Pusat Pemerintahan Kecamatan Jati Agung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berada di Desa Marga Agung.
'''
Green City''''''Teks tebal'''
 
Hari minggu ini, tanggal 27 Juni 2010, dilaksanakan peletakan batu pertama yang menjadi titik awal dari pembangunan Kota Baru Lampung oleh Gubernur Lampung Sjachroedin ZP. Acara berlangsung di Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
Acara Peletakan Batu Pertama Kota Baru Lampung dihadiri oleh Pejabat Pemerintahan Provinsi Lampung, Lembaga Swadaya Masyarakat, Wartawan, dan Masyarakat. Kota baru yang menyandang gelar Green City, Modern City ini dengan motto "Inspirasi Masa Depan" akan menjadi pusat pemerintahan baru Lampung dan juga menjadi pusat aktifitas masyarakat Lampung. Artis Ibukota Inul Daratista dan Dorce ikut meramaikan acara yang disambut dengan meriah oleh masyarakat.
Laporan rencana pengembangan kawasan Kota baru Lampung disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Ir. Berlian Tihang. Pengembangan kawasan akan meliputi empat kecamatan, yaitu Jati Agung, Natar, Sukarame, dan Tanjung Bintang. di Jati Agung, 1669 ha yang akan dibangun dengan 1300 ha diantaranya adalah untuk pembangunan sektor komersil.
Gubernur Lampung Sjachroedin ZP memberikan pengarahan bahwa salah satu manfaat Kota Baru Lampung ini dibangun adalah mengurangi tingkat kepadatan penduduk dan terpusatnya aktifitas di Kota Bandar Lampung. Contoh sederhananya adalah pertambahan kendaraan di kota Bandar Lampung Pertumbuhan kendaraan roda empat adalah 400 kendaraan/bulan, dan untuk kendaraan roda dua adalah 3.500 kendaraan/bulan. Jumlah yang dalam waktu tidak sampai setahun akan membuat kota Bandar Lampung menjadi kota yang tinggi tingkat kemacetannya. Gubernur Lampung Sjachroedin ZP juga menyampaikan pencanangan Jembatan Selat Sunda akan dilaksanakan tahun 2013-2014, masih dalam periode pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Peletakan Batu Pertama Kota Baru Lampung yang dilakukan oleh Gubernur Lampung Sjachroedin ZP menjadi titik awal pembangunan Kota Baru Lampung. Bersama dengan harapan masyarakat Lampung, semoga berdirinya Kota Baru Lampung semakin menumbuhkan semangat pembangunan di kehidupan masyarakat Lampung.
 
'''Kondisi Jalan'''
 
Jalan Ke Sentra Produksi Padi Di Lampung Selatan Rusak
 
Sebagian jalan akses menuju ke sentra produksi padi di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung masih rusak, sehingga kondisi itu menyulitkan para petani untuk mengangkut hasil panen dari sawah ke rumahnya.
Sejumlah penduduk yang umumnya petani dari berbagai desa di Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, Jumat, menyebutkan bahwa tubuh jalan di sana cepat mengalami kerusakan, meski baru diperbaiki atau diaspal oleh pemerintah daerah setempat.
"Jalan ini baru diaspal, namun sudah rusak. Padahal tidak ada truk-truk besar yang melewatinya, kecuali beberapa truk sedang dan kendaraan pribadi. Jalan ini justru banyak dilewati sepeda motor dan gerobak sapi," kata seorang penduduk Desa Margaagung, Jatiagung pula.
Selain itu, sebagian jalan tampak diaspal, sebagian lainnya tidak diaspal, seperti di Jl Raya Margaagung.
Sebagian jalan menuju ke kantor kecamatan setempat juga diaspal, namun sebagian lainnya tidak.
Kondisi seperti itu sangat menyulitkan para petani dalam mengangkut hasil panen mereka dari sawah ke rumah, termasuk untuk menjual ke Bulog dan para pedagang pengumpul.
Jalan Poros Desa Margarejo, Kecamatan Jatiagung juga tampak rusak. Jalan itu belum diaspal, sehingga pada badan jalan yang terdiri dari bebatuan dan tanah itu dapat menghambat pengangkutan hasil pertanian.
Kenyataannya pula, menurut para petani di sana, jumlah produksi gabah di sentra-sentra produksi padi di Kabupaten Lampung Selatan masih tetap anjlok sebagaimana halnya di Kabupaten Tulang Bawang, sementara harga jual gabah kering giling (GKG) petani masih tetap jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Sejumlah petani di Desa Margaagung, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, mengatakan bahwa harga gabah siap giling (GKG) hanya Rp1.600/kg, padahal HPP Rp2.000/kg.
"Karena di sini hanya sawah tadah hujan, jadi tergantung musim dalam menanam padi. Karena musim kemarau lali berkepanjangan dan harga pupuk yang sangat mahal, produksi gabah turun dan kualitasnya juga merosot," kata Sunaryo, salah satu petani di sana. -im
Sumber : ANTARA
'''
Kegiatan Sosial Masyarakat''''''Teks tebal'''
 
Masyarakat Jatiagung Serahkan Bantuan
Untuk Korban Merapi dan Mentawai
 
YOGYAKARTA - Panita Peduli Merapi dan Mentawai, Sedulure Dewe yang mewakili masayarakat Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, menyerahkan bantuan untuk korban letusan Gunung Merapi kepada warga Kecamatan Srumbung, Magelang yang di terima langsung oleh Camat Srumbung Agus Purgunanto, Selasa (7/12) di depan Kantor Polsek Srumbung.
Bantuan yang diserahkan Anggota DPRD Lampung Selatan Sutrimo yang langsung berkunjung ke lokasi bencana berupa Beras 7 ton beras,1257 pakaian serta 16 dus mie instan untuk pengungsi Merapi.
“Walaupun masyarakat Jatiagung mengalami kesulitan dan mayoritas petani yang perekonomiannya pas-pasan. Sebagai saudara maupun satu bangsa hendaknya selalu saling memperhatian dan peduli terhadap kondisi daerah. Dalam beberapa tahun terakhir ini sering ditimpa musibah bencana alam. Selain itu kita juga dari panita telah mengirikan melalu paket beras 2 ton untuk korban bencana alam di mentawai,” ungkap Sutrimo, kamis (9/10) mendampingi rombongan yang berangkat ke Srumbung saat di perjalanan pulang ke Lampung.
Sementara Camat Srumbung Agus Prumbung menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan pedulian pemerintah Lampung selatan dan masyarakat jatiagung yang telah peduli terhadap para korban bencana Gunung Merapi di Srumbung.
“Kami yakin bantuan ini akan secepatnya disalurkan di Desa-desa yang terkena erosi Gunung merapi di kecamatan ini. Karena ini amat membantu sekali dalam masa penanggulangan bencana Gunung Merapi. Saat ini kami sedang mengupayakan batuan-batuan yang masuk ke Srumbung agar cepat dan tepat sasaran di salurkan kepada korban yang sangat membutukan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Agus Purgunanto juga menceritakan bagaimana penderitaan para warga di Kecamatan Srumbung. Menurutnya, lahar yang panasnya lebih dari 500 derajat celsius telah membuat tulang menjadi debu dan amat sulit dikenali.
Tim ahli menyebutkan ada 7 juta meter kubik lahar yang telah keluar yang saat ini mencapai ketinggian 20 meter. Kondisi ini membuat sungai-sungai yang berhulu di Kecamatan Srumbung tertimbun material vulkanik.
Agus mengatakan, yang tidak kalah penting saat ini adalah pembangunan tanggul dan perbaikan aliran sungai menjadi prioritas untuk segera dituntaskan. Hal ini tentu membutuhkan dana dan dukungan dari semua pihak.(ndi)
 
by SSP