Aksara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
{{istilah asing}} |
|||
Baris 1:
{{istilah asing}}
{{paragraf pembuka}}
'''Aksara
'''Aksara''' adalah:
# sebuah sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan tanda-tanda [[simbol]]. Lihat pula ''[[semiotika]]''.
# sebuah [[alfabet]]
# [[huruf]]
▲''Aksara '' adalah istilah bahasa [[Sansekerta]], akshara, untuk menyebut imperishable letter, words syllable, the sacred syllable, sound letter, document, epistle, bahkan semula adalah sebutan bagi the supreme deity, a supreme creational principle, a term used equivalently to bija. Istilah lain untuk menyebut aksara adalah huruf atau abjad ([[bahasa Arab]]) yang dimengerti sebagai lambang bunyi (fonem).
== Manggala ==
Baris 82:
| Ļ
|}
Vokal Rangkap [diftong]
Baris 208 ⟶ 206:
| h
|}
Sejak awal kehadirannya aksara-aksara di kawasan Asia Tenggara hadir berkembang pada periode-periode yang hampir sama menunjukkan adanya kemiripan berlangsung hingga abad VIII Masehi. Meskipun dalam beberapa hal masih memper-lihatkan pengaruh [[Pallawa]] seperti gaya aksara masa sesudahnya yang oleh Boechari disebut aksara Pasca Pallawa, namun hampir di setiap wilayah Asia Tenggara Daratan dan kepulauan (Nusantara/Dwipantara) sekurang-kurangnya abad VIII Masehi telah berkembang aksara yang pada prinsipnya sama tetapi memiliki corak-corak khusus (tersendiri).
Baris 229 ⟶ 224:
[pa]- [ja]- [ya]- [nya] </BR>
[ma]- [ga]- [ba]- [nga]
Kuatnya indegenous yang menjadi ciri aksara di Nusantara adalah untuk mengatasi kesulitan tatkala penyesuaikan sistem fonetik (bunyi) bahasa-bahasa Nusantara dalam mengalihaksarakan bunyi pepet/ pepat (=tanda seperti ) aksara dalam suatu kata untuk menyatakan bunyi è; é; ê; æ; ë) dan hiatus (bunyi peralihan diantara dua monoftong berdampingan dan membentuk dua suku berurutan tanpa jeda atau [[konsonan]] antara seperti sia – sya – sya; dua – duwa – dwa), semua unsur bunyi tersebut hanya dikenal didalam kosakata (abjad) bahasa-bahasa daerah di Nusantara ([[Jawa]], [[Sunda]], [[Bali]], [[Sumatra]], atau [[Malayu]]) yang tidak dikenal dalam [[kosakata]] [[bahasa]] ataupun aksara pengaruh dari India. Ketiadaan inilah yang justru membedakan antara aksara Nusantara dan India, tanda-tanda bunyi sepenuhnya milik ”multlak” masyarakat Nusantara dan tentu saja harus dicantumkan ke bentuk aksara yang disebut diakritis.
Baris 272 ⟶ 266:
== Lihat pula ==
* [[Aksara Nusantara]]
== Rujukan ==
Baris 289 ⟶ 277:
# Sircar , D.C. , 1965, Indian Epigraphy. Delhi-Varanasi-Patna: Motilal Banarsidass.
# Sedyawati , Edi, 1978, “Tarumanagara Penafsiran Budaya” Diskusi Panel Menggali Kembali Sejarah Tarumanagara. Jakarta: Universitas Tarumanagara.
{{jenis aksara|state=show}}
[[Kategori:Aksara| ]]
[[am:የዓለም ጽሕፈቶች]]
|