Tionghoa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 96.52.37.38 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Teddy s
Aldo samulo (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Kata ini juga dapat merujuk kepada orang-orang keturunan Cina yang tinggal di luar [[Republik Rakyat Cina]], [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Hong Kong]], dan [[Taiwan]].
 
Wacana Tionghoa (zhonghua atau cung hwa) setidaknya sudah dimulai sejak tahun 1880, yaitu adanya keinginan dari orang-orang di Tiongkok untuk terbebas dari kekuasaan dinastydinasti dan membentuk suatu negara yang lebih demokratis dan kuat. Kata ini pertama kali diperkenalkan secara luas oleh Dr. [[Sun Yat-sen]], yang merupakan Bapak [[Revolusi Cina]] dengan mendirikan [[Republik Cina]] (中華民國, ''Zhonghua Minguo'') pada tahun [[1911]], setelah menggulingkan [[Dinasti Qing]]. Kemenangan Revolusi Cina ini memberi inspirasi terhadap perjuangan dan [[kebangkitan nasional]] di Indonesia. [[Mao Zedong]] juga meneruskan penggunaan kata ''Zhonghua'' untuk negara [[Republik Rakyat Cina]] (中華人民共和國, ''Zhonghua Renmin Gongheguo'') yang diproklamasikan pada tahun [[1949]].
 
Pembicaraan mengenai Tionghoa di Indonesia biasanya meliputi percaturan orang-orang Tionghoa dalam politik, sosial dan budaya di Indonesia. Kebudayaan Tionghoa merupakan salah satu pembentuk dan bagian integral yang tak terpisahkan dari kebudayaan nasional Indonesia sekarang ini. Kebudayaan Tionghoa di Indonesia walau berakar dari budaya leluhur, namun telah sangat bersifat lokal dan mengalami proses asimilasi dengan kebudayaan lokal lainnya.