Suku Kedayan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
|||
Baris 9:
Kedayan merupakan bangsa campuran Orang [[Jawa]] dan [[Masyarakat]] [[Melayu Brunei]] yang mana peristiwa Sultan Brunei Ke 5 iaitu [[Bolkiah dari Brunei|Sultan Bolkiah]] [[(1473-1521)]] yang rajin singgah di tanah [[nusantara]] seperti di kepulauan [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Kalimantan]] dan termasuklah Di tanah [[Filipina]]. Dan di tanah Jawa Baginda dapat melihat aktivitas orang Jawa yang rajin bercocok tanam dan berpadi dan mereka ini dikenali dengan jadi bertanam (hasil tangan mereka yang banyak membuahkan hasil), maka baginda segera menawarkan mereka untuk menetap di Brunei. Setelah di Brunei banyak aktiviti pertanian dibuat dengan giat dan banyak hasilnya lalu Baginda memberikan hadiah. Di sinilah bermulanya ikatan pertalian dan persaudaraan orang Jawa melalui perkawinan campur dengan Masyarakat Melayu Brunei sehingga pada masa kini puak kedayan banyak menetap di Daerah Temburong, Tutong, Belait dan Brunei dan Muara (Jerudong). Dan kemudian berpindah-rendah ada yang menetap di Sabah dan di Sarawak.
Pada tahun 144 masihi, Fa Hsien seorang pandita Buddha berbangsa Cina singgah di Java-Dwipa dan tinggal di sana selama lima bulan [perlu diingat bahawa di dalam dunia purba, Borneo adalah dikenali sebagai Jawa Besar dan pulau Jawa sebenar dikenali dengan Jawa Kecil. Juga kemudian dikenali sebagai Varuna Dvipa dan Java Dvipa]. Diantara Raja Kutai hindu yang terkenal ialah Kudungga, Devawarman, Aswawarman dan Mulawarman.
Dimungkinkan bahwa apa yang disebut sebagai Jawa adalah Pulau Borneo atau juga disebut Kalimantan. Jawa disini bukanlah suku Jawa yang dimaksud tetapi dataran yang dinamai oleh orang luar kepada pulau Borneo. Jawa kecil itulah yang kemungkinan besar adalah pulau jawa saat ini.
Jika merujuk kepada kebesaran Kutai sebelum masa kerajaan Kutai berganti menjadi Kutai Kertanegara adalah pertumbumuhan sebuah kerajaan orang asli Borneo yang disebut sebagai kerajaan bangsa Dayak tertua yang juga dimungkinkan peradabannya sebagai tamadun tertua yang berhubungan dengan Altalntis.
Pulau Borneo sangat kaya bahasa. Ada ratusan jenis bahasa di Borneo dan beberapa diantaranya sudah mulai punah. Berdasarkan teori bahasa bahwa dimana kawasan yang terdapat banyak bahasayang beragam adalah dimungkinkan sebagai tanah asal usul bahasa yang digunakan di kawasan nusantara, artinya bahwa Kalimantan atau Borneo tersebut merupakan tanah leluhur masyarakat di pulau nusantara ini.
Jika merujuk ke struktur dan kosa kata bahasa Kandayan yang ada di kawasan Miri, Brunei, Sabah dan sebagian Kalimantan Timur jelas sudah bahwa orang Kandayan bukanlah suku Melayu. Mereka adalah suku asli Borneo yang kini telah banyak memeluk agama ISlam. Perkataan Melayu pada kata Melayu Kandayan merupakan bias dari pengaruh Islam kedalam suku kaum tersebut sehingga penyebutan istilah "Bahasa Melayu Kandayan" menjadi tercipa atau dibuat dalam kerangka politis.
Sesungguhnya suku kaum Kandayan yang ada di Brunei itu sendiri adalah orang Borneo asli yang beragama Islam, namun juga perlu diketahui bahwa suku kaum Kandayan bukan hanya saja ada di kawasan Brunei, Miri, Kuala Belait, Tutong, Temburong, Sabah, Kalimantan Timur, namun penamaan Kandayan juga ada di Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat-Indonesia. Suku kaum Kandayan di Kalbar justeru sebaliknya beragama Kristen baik Katolik ataupun Protestan. Tidak ada perbedaan bahasa yang terlalu signifikan antara Kandayan di Brunei dengan Kandayan di Kalimantan Barat dimana kosa kata bahasa keduanya memiliki pertalian yang sangat erat dan hampir 99% sama. Hanya saja uniknya adalah orang Kandayan di Kalbar mau menyebut diri sebagai orang asli Borneo dengan sebutan Dayak. Dari segi bahasa Kandayan di brunei dengan Kandayan di Kalbar memiliki kesamaan yang sangat tinggi hanya saja Kandayan di Brunei lebih berafiliasi menyebut diri sebagai "Melayu Kandayan".
Hal tersebut dapat dimaklumi oleh karena pengaruh Islam yang begitu besar pada jamannya. Sebelum Islam ada di Borneo bukankah semuanya beragama kepercayaan dan Hindu yang dihelad oleh kerajaan Kutai semasa itu yang artinya adalah tidak ada Islam, tidak ada Kristen dan tidak ada sebutan Melayu atau pun Dayak.
Sebutan kedua nama "Melayu dan Dayak" sendiri adalah nama eksonem atau nama pemberian orang luar kepada suku kaum Borneo itu sendiri, artinya orang Borneo seharusnya tidak dipecahkan oleh dua istilah tersebut sebab semua berasal dari puak yang sama. Perbedaan agama dan sebutan suku yang kemudian melekat justeru menjadikan penduduk Borneo terpecah belah.
Saya nyatakan hal ini sebab ayah saya seorang suku kaum Kandayan di Kalimantan Barat. Ketika saya membaca kamus Kandayan-Banjar-Indonesia terlihat jelas bahwa Suku Kaum Kandayan yang ada di Brunei memiliki kesamaan kosa kata yang sangat tinggi hanya saja keyakinan kedua Kandayan tersebut kini berbeza yang satu Islam dan yang satu lagi Kristian.
Inilah dasar saya mau menulis suntingan artiket tersebut bahwa Dayak Kandayan di KAlimantan Barat memiliki kesamaan yang besar dengan Kandayan di Brunei. Jadi ada benarnya juga bahwa orang Kandayan mungkin dahulu pada suatu masa telah menguasai daratan Borneo jauh lebih dahulu dari suku kaum lainnya sebab terlihat jelas bahwa bahasa Banjar juga memiliki kesamaan yang besar dengan bahasa Kandayan di Kalimantan Barat dan Brunei. Ini berarti jelas bahwa pada suatu masa Kandayan pernah berjaya dimana-mana kawasan di pulau Borneo ini. Dia pernah ada di Banjarmasin Kalimantan Selatan dan di Kalimantan Barat serta di sebagian kawasan Sarawak serta Brunei.
Jika kita hendak menyatukan kembali khasanah suku kaum Kandayan hendaklah tidak memandang kepada kepercayaan masing-masing sebab kepercayaan atau agama boleh kita miliki dan juga boleh kita tinggalkan namun darah suku kaum bangsa Kandayan akan mungkinkah terbuang dari tubuh kita?
Kita semua harus dapat menerima perbezaan itu kini sebab Kandayan boleh saja beragama Islam dan boleh saja beragama Ksristian, tiada yang melarang.Artinya apa? artinya adalah orang Kandayan is Kandayan. Ini sangat penting sebagai kajian bersama siapa sesungguhnya suku kaum Kandayan itu?
== Bahasa Kedayan ==
|