Bayang, Pesisir Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 103:
== Sejarah ==
Nama nagari Bayang diilhami dari peristiwa migrasinya orang Muaro Paneh ke lembah Bayang. Ketika para leluhur tersebut melihat dari sebuah bukit yang dikenal dengan nama Bukit Karang Caliak ke lembah Bayang, maka tampaklah di kejauhan seperti [[padi]] yang sedang menguning yang ternyata itu yang dilihat adalah rumput [[ilalang]] yang sudah hangus oleh [[kemarau]]. Maka dari kata "tabayang" (terbayang) padi menguning itulah diambil nama Nagari Bayang.▼
Jadi kuat dugaan, bahwa migrasi besar-besaran itu terjadi pada musim kemarau panjang jauh sebelum abad 20 (tepatnya pada tahun 1915 ketika Tambo Adat Bayang Nan Tujuh dirumuskan dan dituliskan).
Baris 109 ⟶ 108:
Pada tahun 1915, pemuka adat nagari Bayang Nan Tujuh dan Koto Nan Salapan (sebelum menjadi kecamatan Bayang) mengadakan rapat di Koto Berapak dan Pulut-pulut merumuskan tambo (sejarah dan adat) Nagari Bayang yang menyatakan bahwa nenek moyang masyarakat Bayang dan cabang-cabangnya (Lumpo dan Salido) berasal dari tiga nagari di Kubuang Tigo Baleh (Solok sekarang) yaitu Muaro Paneh, Kinari dan Koto Anau. Mereka migrasi sesudah kedatangan nenek moyang masyarakat XI Koto Tarusan di sebelah utara, di balik bukit Bayang.
▲Nama nagari Bayang diilhami dari peristiwa migrasinya orang Muaro Paneh ke lembah Bayang. Ketika para leluhur tersebut melihat dari sebuah bukit yang dikenal dengan nama Bukit Karang Caliak ke lembah Bayang, maka tampaklah di kejauhan seperti [[padi]] yang sedang menguning yang ternyata itu yang dilihat adalah rumput [[ilalang]] yang sudah hangus oleh [[kemarau]]. Maka dari kata "tabayang" (terbayang) padi menguning itulah diambil nama Nagari Bayang.
== Tokoh ==
|